Piyama Sutan Sjahrir
Dulu, kita memahami denyut lain modernitas yang lebih lentur. Ia bukan gerak linear ke satu arah.
Mieske, saya butuh celana dalam. Juga sepasang piyama. Sekarang saya hanya punya dua setel, keduanya sudah usang pula. Selain itu, keduanya terlalu kasar.
(Pesan Sutan Sjahrir dalam sepucuk surat dari pembuangan di Boven Digoel kepada Maria Duchateau, istrinya, di Belanda, 9 November 1935.)
APA pentingnya celana dalam, piyama, dan setelan dari Belanda untuk seorang tahanan yang menghabiskan hari-harinya dengan membaca buku di kamp pembuan
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini