maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin

Mengapa Kami Menulis Tokoh Papua untuk Edisi Khusus Kemerdekaan

Kenapa pahlawan dari Papua gagal membuat rakyat Papua mendukung NKRI?

arsip tempo : 173058357219.

Paradoks Pahlawan dari Papua. tempo : 173058357219.

MEMPERJUANGKAN integrasi Irian Barat, kini Papua, ke dalam Indonesia bertahun-tahun lamanya, Silas Papare tak peduli akan Penentuan Pendapat Rakyat atau Pepera yang digelar pada 14 Juli-2 Agustus 1969. Mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat itu memilih menjaga sapi peliharaannya di Kampung Sawendui, Distrik Raimbawi, Kepulauan Yapen. Padahal ia ikut dalam delegasi Indonesia di Konferensi Meja Bundar, ajang perebutan Irian Barat dengan Belanda.



B

...

Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.

Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini

PILIHAN TERBAIK

Rp 54.945/Bulan

Aktif langsung 12 bulan, Rp 659.340

  • *Anda hemat -Rp 102.000
  • *Dijamin update hingga 52 edisi Majalah Tempo

Rp 64.380/Bulan

Aktif setiap bulan, batalkan kapan saja

  • *GRATIS untuk bulan pertama jika menggunakan Kartu Kredit

Lihat Paket Lainnya

Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Paradoks Pahlawan dari Papua". Tim Edisi Khusus Kemerdekaan 2023: Penanggung jawab: Fery Firmansyah, Stefanus Pramono; Kepala proyek: Francisca Christy Rosana, Hussein Abri Dongoran; Penulis: Aisha Shaidra, Egi Adyatama, Erwan Hermawan, Fajar Pebrianto, Francisca Christy Rosana, Hussein Abri Dongoran, Shinta Maharani; Penyumbang bahan: Fajar Pebrianto (Jakarta), Francisca Christy Rosana (Jayapura dan Merauke), Hussein Abri Dongoran (Biak Numfor dan Serui), M.A. Murtadho (Bogor), Shinta Maharani (Yogyakarta); Penyunting: Bagja Hidayat, Fery Firmansyah, Mustafa Silalahi, Raymundus Rikang, Stefanus Pramono; Periset foto:
Gunawan Wicaksono, Jati Mahatmaji, Ratih Purnama; Fotografer: Hilman Fathurahman; Desainer: Dianka Rinya Fitriansyah, Imam Riyadi, Rio Ari Seno, Riyan R akbar; Penyunting bahasa: Edy Sembodo, Hardian Putra Pratama, Iyan Bastian

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 27 Oktober 2024

  • 20 Oktober 2024

  • 13 Oktober 2024

  • 6 Oktober 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan