Memori Kekerasan: Antara Uruguay dan Kita
Faiza Mardzoeki membuka ruang baru dalam teater kita dengan menerjemahkan naskah Lene Therese Teigen, dramawan feminis Norwegia, menjadi lakon Waktu tanpa Buku. Dia juga mewujudkan naskah itu menjadi lima pentas yang diarahkan lima sutradara perempuan dari Aceh hingga Makassar. Naskah tentang memori kekerasan korban sepanjang periode diktator Uruguay ini menjelma menjadi lima pertunjukan yang pekat diwarnai memori kekerasan di negeri sendiri.
PADA siang terang-benderang, satu keluarga berpiknik di lapangan hijau. Ayah, ibu, anak perempuan, dan seorang tante yang semuanya mengenakan pakaian putih. Anak perempuan datang membawa semangka, yang segera ia potong di atas taplak putih. Mereka mengobrol ringan, tentang baju renang dan pusat belanja. Si anak melontarkan pertanyaan iseng kepada ayahnya. Warna kesukaan? Makanan favorit? Minuman? Merokok atau tidak? Kamera menyorot wajah si ayah
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini