Arsip
TEMPO, 23 Juli 1977
Kalau saja masih duduk di bangku SMA, Tjokropranolo barangkali laki-laki yang banyak mendapat teman wanita. Bukan saja karena tampan, tapi juga ia lebih banyak mendengarkan ketimbang bicara—terutama terhadap orang yang baru dikenalnya. Akibatnya, sulit mengambil kesimpulan tentang sikap Tjokro.
Demikian pendiamnya dia, sehingga anak buahnya kerap tak tahu di mana ia berada. Tak jarang Tjokropranolo menelepon stafnya minta
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini