maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin

Mempersoalkan kembali modernisasi dan universalisme

Kalam, lembaran pemikiran budaya dan karya sastra, berikut merupakan edisi keempat. yang pertama, terbit 4 mei 1991, tentang wanita dalam karya sastra indonesia. edisi kedua, 17 agustus 1991 menampilkan foto esei tentang indonesia dekat setelah proklamasi, foto-foto yang dibuat oleh pemotret prancis kenamaan, cartier bresson. yang ketiga, 4 januari 1992, menyajikan dua esei: tentang seni rupa elit dan seni rupa rakyat dan tentang polarisasi dalam seni tari kita. mulai edisi keempat ini bentuk kalam diperkecil, merupakan kesepakatan para pengasuh, atas usul dari tim disainer. agar ke"kalam"annya lebih tampil, katanya. dan di antara pengasuh, seperti yang anda baca, ada nama baru: nirwan dewanto. selain ikut merencanakan dan menulis, nirwan kami serahi mengurus rapat pengasuh hingga naskah siap di meja tata letak. yang diharapkan, kalam bisa terbit lebih teratur, empat bulan sekali seperti yang kami rencanakan. pengasuh: goenawan mohamad, bambang bujono, budiman s. hartoyo, jim supangkat, putu wijaya, leila s. chudori, nirwan dewanto.

arsip tempo : 171172304435.

. tempo : 171172304435.
Mempersoalkan Kembali Modernisme dan Universalisme BERABAD-ABAD lalu, ketika raja-raja lokal di Asia dan Amerika Selatan masih menganggap dirinya keturunan dewa dan penguasa dunia, Eropa mulai mengirimkan kapal-kapal ekspedisinya ke seluruh penjuru dunia. Mulailah penaklukan, dan kemudian penjajahan. Seraya menganggap bangsa-bangsa kulit berwarna masih tercekam kegelapan mistis di tanah jajahannya, Eropa mendesakkan ide-ide humanisme, ...

Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.

Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini

PILIHAN TERBAIK

Rp 54.945/Bulan

Aktif langsung 12 bulan, Rp 659.340

  • *Anda hemat -Rp 102.000
  • *Dijamin update hingga 52 edisi Majalah Tempo

Rp 64.380/Bulan

Aktif setiap bulan, batalkan kapan saja

  • *GRATIS untuk bulan pertama jika menggunakan Kartu Kredit

Lihat Paket Lainnya

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 24 Maret 2024

  • 17 Maret 2024

  • 10 Maret 2024

  • 3 Maret 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan