Sekeranjang Sastra tanpa Sayembara
Suatu hari pada tahun 1983, Ida Ayu Oka Rusmini hijrah ke Bali dengan hati gundah. Di tanah leluhurnya itu, Oka berhadapan dengan sekeping realitas: perempuan Bali masih berada di persimpangan. Mereka berhadapan dengan hal-hal baru, sementara pakem-pakem adat istiadat tertanam kuat dalam struktur masyarakat Pulau Dewata itu. Tak ada pilihan, bila ingin maju, mereka harus siap menghadapi benturan sosial.
Bertolak dari kenyataan kultural itul
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini