Nikita, Nikita...
SAJAK "Matinya Seorang Petani" yang ditulis Agam Wispi membuat Joebaar Ajoeb dan Sitor Situmorang cukup kerepotan. Pada 1963, dua perwakilan seniman di Dewan Perwakilan Daerah Jakarta itu harus menemui petinggi militer. Militer sebelumnya melarang peredaran sajak Agam yang berisi tentang tewasnya seorang petani saat protes penggusuran tanah di Tanjung Morawa itu.
Bukan itu saja puisi Agam Wispi yang bikin pemerintah meradang. Dua tahun sebelumnya
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini