Tercerai di Rimba Aksara
MACAN mati tinggalkan belang, Pram berpulang sisakan naskah segudang. Banyak sekali bentuknya. ”Dari catatan harian, butir-butir kontemplasi, naskah roman, sampai calon ensiklopedi,” kata Mujib Hermani dari Penerbit Lentera Dipantara. Naskah-naskah itu ditulis tangan, dengan mesin ketik, atau kliping artikel yang pernah dimuat di berbagai media. Mujib memang diberi kesempatan oleh Pram dan putrinya untuk menelusuri perpustakaan pribadi Si Bun
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini