Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TIGA tahun terakhir, ribuan dokter dan ratusan rumah sakit di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan diduga menerima gratifikasi dari PT Interbat. Besarnya bervariasi, dari Rp 5 juta sampai Rp 2,5 miliar. Pada kuitansi dan catatan yang Tempo peroleh, tertera jelas identitas dokter dan rumah sakit, jumlah dana, serta waktu pemberian uang dan peruntukannya. Sebagian dari mereka mengakuinya.
2.125 dokter
151 rumah sakit dan klinik
5 provinsi
Rp 131,3 miliar
Berbagai cara menyervis:
- Mensponsori kegiatan seminar dan simposium dokter
- Mensponsori kegiatan rumah sakit
- Memberi biaya lobi (makan-minum, rekreasi, hiburan, dan jasa pijat)
- Memberi uang tunai ataupun transfer
Jakarta, Bekasi, Tangerang Selatan, Depok
1.082 dokter
75 rumah sakit dan klinik
Rp 83,9 miliar
> Rp 2 miliar: 2 dokter
Rp 500 juta-1 miliar: 8 dokter
Rp 100-500 juta: 83 dokter
< Rp 100 juta: 989 dokter
Herdiman T. Pohan
Spesialis Penyakit Dalam, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Rp 2,5 miliar
"Uang itu untuk diskon obat di apotek saya. Ada juga untuk mendanai kegiatan di RSCM." (15 Oktober)
Tjien Ronny
Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Rumah Sakit Grand Family Rp 2,3 miliar
"Enggak. Saya enggak bersedia berkomentar."(16 Oktober)
Teddy Tjahjanto
Spesialis Penyakit Dalam Rp 787 juta
"Ya ini, buat apotek, bukan buat saya." (8 Oktober)
Ahmad Fanani
Spesialis Bedah, Rumah Sakit Umum Daerah Koja Rp 210 juta
"Saya sibuk, tak ada komentar." (8 Oktober)
Titos Ahimsa
Spesialis Penyakit Dalam, RSUD Cengkareng Rp 567 juta
"Saya enggak mau berkomentar." (15 Oktober)
Tangerang
232 dokter
15 rumah sakit dan klinik
Rp 11 miliar
> Rp 500 juta: 4 dokter
Rp 100-500 juta: 12 dokter
Rp 50-100 juta: 25 dokter
< Rp 50 juta: 191 dokter
Lasmida N. Nuriman
Spesialis Anak Rp 650 juta
"Maaf, saya tidak ada waktu (menjawab pertanyaan Anda)." (9 Oktober)
Makassar, Palopo, Gowa
144 dokter
1 rumah sakit
Rp 2,7 miliar
> Rp 100 juta: 3 dokter
Rp 50-100 juta: 6 dokter
< Rp 50 juta: 135 dokter
Fonny Haosana
Spesialis Anak Rp 234 juta
"Tidak ada, Interbat hanya menawarkan obat." (7 Oktober)
Faisal Saleh
Spesialis Penyakit Dalam, RSUD Syekh Yusuf, Gowa Rp 165 juta
"Saya tidak ada urusan dengan itu." (13 Oktober)
Nasaruddin Nawir
Direktur RSUD Sawerigading, Palopo Rp 50 juta
"Itu tidak benar. Saya tidak kenal dengan orang-orang Interbat." (6 Oktober)
Surabaya, Banyuwangi, Lumajang, Lamongan, Bojonegoro, Madiun, Kediri
601 dokter
48 rumah sakit dan klinik
Rp 28,9 miliar
Rp 500 juta-1 miliar: 2 orang
Rp 100-500 juta: 39 orang
< Rp 100 juta: 560 orang
48 rumah sakit
Kholid Ubed
Spesialis Penyakit Dalam, RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Rp 425 juta
"Semua yang sifatnya seperti itu hanya isu belaka. Sejak dulu sepertinya sudah ada isu itu." (10 Oktober)
Sukendro Sendjaja
Spesialis Penyakit Dalam Rp 75 juta
"Memang medical representative awalnya menawarkan itu, tapi saya kembalikan lagi akhirnya." (10 Oktober)
Jember
66 dokter
12 rumah sakit dan klinik
Rp 4,6 miliar
Rp 500 juta-1 miliar: 1 orang
Rp 100-500 juta: 8 orang
< Rp 100 juta: 57 orang
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo