Kami Menginginkan Hak Menentukan Nasib Sendiri
Jumat, 18 Januari 2019

Dari Brussels, Belgia, Dol-kun Isa hanya bisa terenyuh mengetahui nasib keluarganya di Xinjiang yang diterungku pemerintah Cina. Sejak dua tahun lalu, pria yang memimpin komunitas Uighur di pengasingan ini tidak mendengar lagi kabar keberadaan ayahnya, Isa Memet, dan dua saudara lelakinya. Ibunya, Ayhan Memet, meninggal di salah satu kamp reedukasi untuk warga Uighur pada 17 Mei 2018 setelah setahun ditahan. “Saya baru mendapat kabar s
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini