Trooper Menggedor Promotor
MALAM telah rebah di ujung embun, tapi lelaki itu masih termangu di kamarnya. Matanya nanar. Musik, yang semula mengentak, mulai surut perlahan. Dua tahun lalu itu, Yannovisyam Caniago, 31 tahun, merasa sendiri. Cinta mati pada Iron Maiden, band cadas asal Inggris, dia merasa tak ada kawan, tak ada saudara musik seiman.
Dulu, seperti umumnya remaja, menentukan pilihan ngefan pada band bukanlah hal terlarang. Ada kebanggaan. Kegelisahan dan naluri
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini