Gairah dari Tepi Sungai Linggang
DI tepi Sungai Linggang, pondok kecil itu berdiri. Terkucil dari perkampungan penduduk. Atapnya dari seng, dindingnya bata merah. Tak ada bangunan lain di sekelilingnya. Yang terlihat hanya hamparan padang savana yang ditumbuhi ilalang dan pohon gelam. Dari beranda, bayangan Gunung Selimar di kejauhan perlahan-lahan lenyap seiring dengan tenggelamnya matahari. Gelap dan sunyi. Satu-satunya sumber penerangan adalah genset dengan kapasitas terbatas
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini