Ragam Budaya Berpadu di Kota Kerukunan
Gusti Kanjeng Ratu Pakubuwono XIII dari Keraton Surakarta Hadiningrat berkunjung ke Sulawesi Utara.
Ada yang berbeda dalam acara Puncak Gebyar Kemerdekaan di Kawasan Mega Mas, Manado, Sulawesi Utara pada Sabtu, 31 Agustus 2024. Mengusung keragaman budaya Indonesia, kota yang masyhur dengan sebutan Laboratorium Kerukunan ini menampilkan aneka seni tradisi Jawa, Sunda, dan Minahasa.
Puncak Gebyar Kemerdekaan dihadiri Gusti Kanjeng Ratu Pakubuwono XIII. Kedatangannya di Manado didampingi Kanjeng Pangeran Adipati Anom Hamengkunegoro Sudibyo Rajaputra Mataram, Gusti Raden Ayu Lelyana Dewi dan Gusti Raden Ayu Putri Purnaningrum, serta para sentana dan abdi dalem Keraton Surakarta Hadiningrat. Rombongan ini juga diikuti tim kesenian.
Pentas seni berlangsung meriah. Acara ditandai dengan pemberian gelar kehormatan Keraton Surakarta Hadiningrat kepada Rio Alexander Jeremia Dondokambey, putra Gubernur Sulawesi Utara. Sebelumnya, ayah Rio, Olly Dondokambey, lebih dulu mendapatkan gelar sebagai Kanjeng Pangeran Arya Dharma Negara. Begitu pula Rita Maya Dondokambey Tamuntuan, istri Olly, telah memperoleh anugerah gelar Mas Ayu Darmaningtyas dari Sri Susuhunan Pakubuwono XIII.
“Malam ini, atas tuntunan Tuhan, acara ini bisa berjalan dengan baik,” kata Gubernur Olly Dondokambey. Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandouw beserta forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda) tampak hadir dalam acara ini.
Olly mengapresiasi terjalinnya kerukunan keluarga Jawa, Sunda, dan rekan pelaku adat Minahasa. Kerukunan yang terajut melalui hubungan adat-istiadat ini dipererat kolaborasi pentas budaya dalam memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia ke-79.
Menurut Olly, kegiatan ini mencerminkan kerukunan masyarakat di Tanah Air, khususnya Sulawesi Utara. Di Kota Laboratorium, kerukunan berbagai suku, adat, dan agama sangat harmonis. Mereka hidup saling berdampingan, bergotong-royong, dan disatukan dalam kebhinekaan.
Gubernur Olly mengucapkan terima kasih kepada Gusti Kanjeng Ratu Pakubuwono XIII dan seluruh kerabat Keraton Surakarta atas kunjungannya ke provinsi di ujung utara Pulau Sulawesi. Banyak hal yang bisa dilihat rombongan dari Keraton Surakarta di Kota Laboratorium Kerukunan. Mereka di antaranya bertandang ke Kecamatan Tondano Utara, Kabupaten Minahasa. Di sini terdapat kampung Jaton atau Jawa Tondano. “Di sana berdialog mengenai sejarah masyarakat Jawa dan tentang Masjid Kyai Modjo.”
Manfaat lain dari kunjungan tersebut, kata Gubernur Olly, memperkuat status Sulawesi Utara sebagai provinsi yang mengedepankan kerukunan antaretnis di Tanah Air. “Kita semua bisa berkomunikasi dengan baik dan hidup berdampingan walaupun berbeda suku, asal usul, serta keyakinan. Ini sangat membahagiakan kami,” katanya.
Masyarakat bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara berbaur menyaksikan pentas budaya pada Puncak Gebyar Kemerdekaan. Hiburan yang disajikan mulai dari tari-tarian khas Keraton Surakarta Hadiningrat, seni tradisional Sunda, dan Minahasa.
Pangeran Adipati Anom Hamengkunegoro Sudibyo Rajaputra Mataram mewakili Gusti Kanjeng Ratu Pakubuwono XIII terpesona dengan gebyar budaya tersebut. Ia berujar suatu ketika nanti akan kembali berkunjung Sulawesi Utara untuk kegiatan yang lebih bermanfaat bagi masyarakat dan pemerintah setempat.
“Rasanya, kami ingin kembali datang ke sini,” katanya sembari berharap kegiatan seni menjadi ajang melestarikan keanekaragaman budaya Nusantara. “Sehingga, budaya Indonesia tetap terjaga dan tidak terbawa arus atau tergerus budaya asing.”