maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin

Pemprov Sulawesi Barat

Pj Gubernur Sulbar Sepekan Menanam Mangrove Wujudkan Komitmen Nol Emisi 2060

Pj Gubernur Dr. Bahtiar Baharuddin menekankan pentingnya tata guna lahan mangrove yang dimiliki Sulawesi Barat 

arsip tempo : 172651278879.

Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Barat, Bahtiar Baharuddin. tempo : 172651278879.

Komitmen Indonesia untuk mencapai nol emisi karbon pada tahun 2060 semakin diperkuat melalui berbagai inisiatif di berbagai daerah, salah satunya di Provinsi Sulawesi Barat. Dr. Bahtiar Baharuddin, Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Barat, menggerakkan program “Sepekan Menanam Mangrove” sebagai upaya konkret dalam mendukung target nasional tersebut. Program ini diluncurkan sebagai bentuk kesadaran dan tanggung jawab masyarakat Sulawesi Barat terhadap ancaman perubahan iklim yang semakin nyata.

Sulawesi Barat, yang dikenal memiliki potensi mangrove seluas 8.000 hektar, saat ini hanya memanfaatkan sekitar 3.000 hektar yang masih produktif. Pj Gubernur Dr. Bahtiar Baharuddin menekankan pentingnya tata guna lahan mangrove yang dimiliki Sulawesi Barat untuk mengurangi emisi karbon dan menghindari konversi lahan yang dapat merusak ekosistem pesisir.

“Mangrove adalah tumbuhan yang paling efektif menurunkan emisi karbon sekaligus bisa menahan tsunami, ombak ke pesisir, dan mencegah abrasi pantai. Menanam mangrove selama sepekan bukan sekadar seremonial, tetapi memiliki target yang jelas dan luas,” ungkap Dr. Bahtiar Baharuddin.

Sulawesi Barat adalah provinsi yang termasuk dalam kategori risiko bencana yang sangat tinggi di Indonesia. Berdasarkan data dari DIBI BNPB dan BPBD, Sulawesi Barat telah mengalami 145 kejadian bencana dalam 20 tahun terakhir, terutama banjir, longsor, dan gempa bumi yang meninggalkan trauma mendalam bagi masyarakat setempat. Oleh karena itu, Dr. Bahtiar menegaskan pentingnya kembali merawat alam untuk mengurangi risiko bencana.

Program “Sepekan Menanam Mangrove” yang berlangsung dari 2 hingga 9 September 2024 ini bukan hanya sekadar ajakan, tetapi juga merupakan inovasi dan bentuk kecintaan nyata terhadap alam Sulawesi Barat. Melalui program ini, masyarakat diharapkan tidak hanya terlibat aktif dalam penanaman, tetapi juga menjadikan menanam mangrove sebagai kebiasaan yang akan membudaya di masa mendatang.

“Mangrove adalah tumbuhan yang paling efektif dalam menurunkan emisi karbon sekaligus berfungsi sebagai penahan ombak ke pesisir dan mencegah abrasi pantai,” jelasnya. “Mangrove juga merupakan salah satu bentuk karbon biru yang dapat menyimpan karbon dalam jumlah tinggi, melebihi hutan tropis di daratan,” ujarnya, mengutip hasil riset yang disampaikan dalam webinar Kompas Talks oleh Denny Nugroho Sugianto, dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro.

Selain itu, gerakan ini juga dimaksudkan untuk membangun ekosistem ekonomi yang inklusif. "Mangrove bukan hanya tumbuhan, tetapi juga tempat hidup bersama bagi warga pesisir. Semua warga, tanpa diskriminasi, dapat mengambil manfaat dari keberadaan mangrove," tandasnya.

Dr. Bahtiar mengajak seluruh elemen masyarakat, dari komunitas, pemerintahan, hingga swasta, untuk bergabung dalam gerakan ini. "Ayo, mari kita wujudkan kecintaan kita pada alam Sulbar dan nyatakan terima kasih kepada alam Sulbar dengan cara menanam mangrove," ajaknya.

Dengan konsistensi dan kolaborasi yang kuat dari seluruh pihak, gerakan "Sepekan Menanam Mangrove" diharapkan dapat menjadi salah satu langkah nyata dalam mempercepat pencapaian target nol emisi karbon Indonesia pada tahun 2060 serta memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan berbasis pesisir dan laut di Sulawesi Barat. "Menanam mangrove berarti menanam kehidupan," kata Dr. Bahtiar.

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 15 September 2024

  • 8 September 2024

  • 1 September 2024

  • 25 Agustus 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan