Sukses Tanah Laut Membangun Desa
Kabupaten Tanah Laut tidak lagi memiliki Desa Sangat Tertinggal dan Desa Tertinggal.
Pemerintah Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, membuktikan keseriusannya dalam membina dan membangun 130 desa yang ada di wilayah tersebut. Sejalan dengan slogan “Desa Dibina, Kota Ditata”, Bupati Tanah Laut H.M. Sukamta berhasil memajukan desa-desa di kabupaten yang berjuluk Bumi Tuntung Pandang itu.
Desa-desa didorong semakin maju, sehingga tidak lagi terjadi ketimpangan pembangunan antara wilayah pedesaan dan perkotaan, baik dari segi infrastuktur maupun sumber daya manusia. Bukan sebatas retorika, kemajuan desa di Tanah Laut telah teruji menggunakan tolak ukur resmi dari pemerintah pusat, yakni Indeks Desa Membangun (IDM).
IDM merupakan indeks komposit yang dibentuk berdasarkan tiga indeks, yaitu Indeks Ketahanan Sosial, Indeks Ketahanan Ekonomi dan Indeks Ketahanan Ekologi/Lingkungan. IDM mengklasifikasi desa dalam lima status, masing-masing adalah Desa Sangat Tertinggal, Desa Tertinggal, Desa Berkembang, Desa Maju, dan Desa Mandiri.
Bupati Sukamta menceritakan, pada tahun 2018 Kabupaten Tanah Laut belum memiliki Desa Mandiri, dan masih ada Desa Tertinggal (55 desa) serta Desa Sangat Tertinggal (2 desa). Kemudian pada tahun 2020 Kabupaten Tanah Laut sudah memiliki Desa Mandiri sebanyak 2 desa. Selain itu, walaupun masih ada Desa Tertinggal (4 desa), namun sudah tidak ada lagi Desa Sangat Tertinggal.
Setahun kemudian, di 2021, jumlah Desa Mandiri bertambah menjadi 3 desa dan Desa Tertinggal berkurang menjadi 2 desa. Setahun berselang, pada 2022, jumlah Desa Mandiri bertambah lagi menjadi 8 desa, dan sudah tidak ada lagi Desa Tertinggal.
Tidak berhenti di situ, pada 2023 kemajuan dan kemandirian desa di Kabupaten Tanah Laut mengalami peningkatan yang signifikan. “Saat ini Kabupaten Tala sudah memiliki 23 Desa Mandiri, 69 Desa Maju, 38 Desa Berkembang dan tidak ada lagi Desa Sangat Tertinggal dan Desa Tertinggal,” ucap Bupati Sukamta.
Ia mengimbuhkan, semua pencapaian tersebut diperoleh berkat peran dan kerja keras mulai dari Pemerintah Kabupaten hingga Pemerintah Desa, serta dengan pendampingan dari Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Tala, Pendamping Desa di Kecamatan dan Pendamping Lokal Desa di Desa.
Disokong Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Sukamta menyebutkan, naiknya kesejahteraan masyarakat desa terjadi karena Pemerintah Kabupaten terus menggenjot pembangunan. Salah satu yang menjadi fokus pembangunan Pemerintah Kabupaten adalah pengembangan sektor pariwisata. Dia mengatakan, Tanah Laut memiliki potensi destinasi pariwisata yang indah. Jenis destinasinya pun bervariasi mulai dari pantai, gunung, alam, sejarah, hingga budaya.
“Kondisi jalan menuju berbagai destinasi wisata di Kabupaten Tanah Laut juga sudah mulus dan dapat dilalui kendaraan roda empat,” dia menuturkan. Terinspirasi oleh film Laskar Pelangi yang berhasil mengangkat keindahan Bangka Belitung, Pemerintah Kabupaten Tala mensponsori pembuatan film “When Love Calls from Bottom of Borneo” atau “Cinta Memanggil dari Tanah Laut”. Tujuannya, kata dia, adalah untuk mempopulerkan tempat-tempat wisata di Tala.
“Saya terinspirasi film Laskar Pelangi. Setelah menonton film itu, orang ramai- ramai mengunjungi Belitung,” tuturnya.
Dana Hibah untuk Desa
Sukamta mengatakan, sektor pariwisata akan menggerakkan industri ekonomi kreatif masyarakat. Kedua sektor ini pula yang menjadi tonggak perekonomian masyarakat di Kabupaten Tanah Laut. Guna meningkatkan kinerja kedua sektor tersebut, Pemerintah Kabupaten Tanah Laut menggagas program bantuan dana hibah senilai Rp 1 miliar yang disalurkan ke setiap kecamatan.
Dana tersebut selanjutnya dapat digunakan oleh perangkat desa untuk menggelar berbagai kegiatan, seperti kesenian, budaya, olahraga maupun acara keagamaan. Dia optimistis, semakin banyak acara yang digelar, semakin banyak pula wisatawan yang datang dan mendorong kenaikan konsumsi dan transaksi di masyarakat. “Program tersebut juga dapat memacu setiap kecamatan untuk melaksanakan berbagai acara sekreatif mungkin,” kata Sukamta.
Menurut Sukamta, anggaran Dana Desa yang diterima Kabupaten Tanah Laut pada tahun 2023 sebesar Rp 109.258.101.000 atau naik sebesar 4,71 persen jika dibandingkan dengan anggaran Dana Desa yang diterima pada tahun 2022 yang senilai Rp 104.333.770.000.
Sementara anggaran alokasi Dana Desa yang diberikan oleh Kabupaten Tanah Laut ke desa-desa yang ada di wilayahnya pada tahun 2023 sebesar Rp125.694.990.896 atau naik sebesar 9,25 persen jika dibandingkan dengan alokasi dana desa yang diberikan pada tahun 2022 yakni Rp 115.047.357.370.
Mendekat ke Masyarakat Desa
Tidak hanya memikirkan kegiatan ekonomi, Pemerintah Kabupaten Tanah Laut juga berupaya meningkatkan layanan publik. Sukamta menuturkan, selama dirinya menjabat sebagai bupati, Tanah Laut telah memiliki serangkaian program untuk semakin mendekatkan pemerintah daerah dengan masyarakat. Salah satunya adalah program Manunggal Tuntung Pandang. Melalui program ini, Sukamta membawa semua jenis pelayanan yang ada di Pemerintah Kabupaten Tanah Laut ke desa tujuan setiap pekannya. Pelayanan ini diberikan selama dua hari.
Kabupaten Tanah Laut tidak lagi memiliki Desa Sangat Tertinggal dan Desa Tertinggal.
Selain pelayanan, selama kunjungan itu masyarakat juga bisa berdialog secara langsung dengan aparat Pemerintah Kabupaten. Dalam dialog itu masyarakat dapat menyampaikan berbagai masalah yang dihadapi kepada Pemerintah Kabupaten. Selanjutnya, Bupati beserta jajarannya akan menindaklanjuti masalah yang mengemuka, baik yang bisa diselesaikan secara langsung pada hari itu maupun yang membutuhkan perencanaan lebih jauh.
“Dengan program tersebut, Pemkab Tanah Laut dapat mengetahui aspirasi sekaligus masalah masyarakat. Kinerja Pemkab pun jadi bisa dirasakan oleh masyarakat secara langsung,” tuturnya.
BUMDesa Berprestasi
Kesuksesan Bupati Tanah Laut dalam melakukan pembinaan dan pembangunan di desa diperkuat dengan melahirkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) yang beprestasi, bahkan sampai tingkat Asia Tenggara. BUMDesa berprestasi tersebut di antaranya BUMDesa Berkah Mulia Desa Bukit Mulia sebagai BUMDesa Terbaik I se-Kalimantan Selatan Tahun 2021 dan Nominator Asean Rural Development and Proverty Eradication.
Lalu ada BUMDesa Maju Bersama Desa Tirta Jaya yang menjadi BUMDesa Terbaik VI se-Kalimantan Selatan Tahun 2021 dan BUMDesa Karya Putra Pribumi Desa Simpang Empat Sungai Baru sebagai BUMDesa Terbaik IV se- Kalimantan Selatan Tahun 2022.
Per tahun 2023 tercatat terdapat 124 BUMDesa yang ada di Kabupaten Tala, yang mana 56 BUMDesa di antaranya sudah mendapat Sertifikasi Berbadan Hukum. Sedangkan menurut Klasifikasi Nilai BUMDesa terdiri dari 74 BUMDesa Perintis, 28 BUMDesa Pemula, 18 BUMDesa Berkembang dan 3 BUMDesa Maju.
Desa Anti Korupsi
Sukamta menambahkan, ada pula salah satu desa di Kabupaten Tala yang memiliki prestasi yang sangat membanggakan. Desa itu adalah Desa Bumi Jaya yang mewakili Kalimantan Selatan sebagai Percontohan Desa Anti Korupsi.
Setelah melewati serangkaian proses penilaian oleh Tim Direktorat Pembinaan Peran Serta Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi RI dalam beberapa bulan terakhir, ujar Bupati, Pemerintah Desa Bumi Jaya yang berhasil mencapai skor 85,26 atau predikat memuaskan dari hasil self assesment serta observasi pada Februari 2023 lalu, ditetapkan menjadi perwakilan Provinsi Kalimantan Selatan sebagai calon Percontohan Desa Anti Korupsi. Desa itu mengungguli dua perwakilan desa dari Kabupaten Banjar.
Bupati Sukamta mengungkapkan, dirinya menyambut baik program Desa Anti Korupsi dari KPK. Menurutnya program ini tidak hanya sebagai wujud apresiasi terhadap pelaksanaan sistem pemerintahan yang bersih, namun juga sebagai bentuk edukasi bagi seluruh pelaksana pemerintahan.
Sukamta mengatakan mengapresiasi dan mendukung jajaran Pemerintah Desa Bumi Jaya yang berkomitmen dan berani menyatakan sikap sebagai Desa Anti Korupsi. “Sekali kita melayani masyarakat, maka harus profesional dan berani menolak pemberian yang bukan hak kita. Semoga sikap Desa Bumi Jaya bisa menjadi percontohan bagi desa lainnya,” ucap dia.