Astra Satu Indonesia Awards Apresiasi Enam Pemuda Inspiratif
Mereka memberikan manfaat untuk masyarakat sekitar. #Infotempo
PT Astra International Tbk menggelar penghargaan 13th Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2022 bertepatan dengan peringatan hari lahirnya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2022.
Dalam sambutannya, Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro mengatakan, penyelenggaraan SATU Indonesia Awards ke-13 ini sebagai wujud apresiasi Astra kepada semangat keberagaman anak muda di seluruh Indonesia yang bersatu membangun bangsa dengan memberi manfaat bagi masyarakat di sekitarnya.
“Melalui SATU Indonesia Awards kami berharap, pemuda pemudi Indonesia terus semangat bergerak dan tumbuh bersama untuk memberikan dampak positif yang lebih besar kepada pembangunan di daerahnya. Kami percaya, generasi muda memegang peranan penting dalam mempercepat pembangunan Indonesia," kata Djony dalam acara penganugerahan SATU Indonesia Awards 2022, di Jakarta, Jumat, 28 Oktober 2022.
Apresiasi Astra ini diberikan kepada anak bangsa yang memberikan manfaat bagi masyarakat dalam lima bidang, yaitu kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi, serta satu kategori kelompok yang mewakili lima bidang tersebut. Dari 13.459 total peserta yang mendaftar 13th SATU Indonesia Awards 2022, ada enam penerima apresiasi tingkat nasional yang telah lolos serangkaian tahap seleksi. Berikut para penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2022.
-Justitia Avila Veda dari Jawa Barat, dengan program Sahabat Korban Kekerasan Seksual (Bidang Kesehatan)
Sekitar Juni 2020 Justitia menawarkan bantuan konsultasi kasus kekerasan seksual lewat cuitan di akun Twitter miliknya. Bersama rekannya, Justitia pun mulai memberikan konsultasi online. Mereka menginisiasi Kolektif Advokat untuk Keadilan Gender (KAKG). Selain konsultasi online, KAKG mendampingi klien yang membutuhkan dalam persidangan di seluruh wilayah Indonesia. Hingga saat ini, Justitia dan kawan-kawannya telah menerima lebih dari 150 aduan. Sekitar 80 persen diantaranya merupakan kasus kekerasan yang berkaitan dengan teknologi. Layanan konsultasi mereka bisa diakses melalui media sosial Instagram dan TikTok KAKG.
-Bhrisco Jordy Dudi Padatu dari Papua Barat, dengan program Penyuluh Pelita dari Pulau Mansinam (Bidang Pendidikan)
Sejak tahun 2022, setiap minggu anak-anak di Pulau Mansinam, Papua Barat, belajar beragam hal mulai dari membaca, menulis, berhitung, teknologi digital hingga dampak perubahan iklim sambil bermain bersama dengan sekelompok anak muda melalui Papua Future Project. Bhrisco tergerak oleh ketimpangan pengetahuan antara anak-anak di kota dan di pelosok Papua Barat. Pulau Mansinam hanya memiliki satu sekolah dasar (SD). Lantaran mayoritas guru tinggal di Manokwari, rata-rata setiap hari sekolah mulai pukul 09.00 dan selesai pukul 12.00. Bhrisco ingin lebih banyak lagi anak Papua yang tersentuh oleh programnya.
-David Hidayat dari Sumatra Barat dengan program Penjaga Laut dari Pesisir Selatan (Bidang Lingkungan)
Kerusakan wilayah pesisir di Nagari Sungai Pinang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, menyebabkan masyarakat kehilangan banyak potensi alam daerah itu. Tergerak untuk memperbaiki alam daerahnya, David memprakarsai ANDESPIN Dee West Sumatra, sebagai akronim dari Anak Desa Sungai Pinang. Hadir untuk mendorong warga setempat untuk menanam kembali terumbu karang, mangrove, serta menangkar penyu dan membudidayakan rumput laut. Bergiat sejak 2014 cakupan wilayah yang sudah dikonservasi mencapai 70 persen dari target. Masyarakat setempat mulai mendapatkan manfaat dari program ini, misalnya, dapat kembali mencari kepiting bakau. Sejak 2020, David berhasil mengembangkan usaha batik dan kopi mangrove.
-Alfira Oktaviani dari Bengkulu & Yogyakarta dengan program Pelestari Kain Lantung Bengkulu (Bidang Kewirausahaan)
Kecintaan pada fesyen dan seni, mendorong seorang ibu rumah tangga yang berwirausaha (mompreneur) untuk belajar ecoprint yang masuk ke Indonesia pada 2016. Sejak 2018 dia mendirikan Semilir Ecoprint untuk memperkenalkan fesyen ramah lingkungan yang menerjemahkan bentuk dan warna daun asli ke media kain melalui kontak langsung. Melalui produknya, Alfira mengeksplorasi kekayaan flora Indonesia sebagai wujud lain pelestarian budaya dan alam. Bersama sekelompok ibuibu yang membantunya, Alfira membuat berbagai jenis aksesori dan kerajinan seperti tas, dompet, selendang. Salah satu andalannya adalah produk dari bahan kulit kayu lantung khas Bengkulu. Alfira ingin memperkenalkan pesona kulit lantung kepada dunia.
-Paundra Noorbaskoro dari Jawa Timur dengan program Pembudidaya Udang Ramah Lingkungan berbasis Teknologi (Bidang Teknologi)
Pada tahun 2018 Paundra bersama tiga temannya memulai usaha Tambak Udang Vaname di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, dengan memanfaatkan lahan-lahan tidak produktif. Gagal beberapa tahun pertama, sejak 2020 dia berinisiatif memanfaatkan Internet of Things (IoT) untuk mengontrol kondisi kolam dan kualitas air. Sejak awal 2022 data tambak dicatat dan diolah menggunakan aplikasi yang dia kembangkan sendiri. Untuk mengendalikan limbah dia membangun sistem smart farm village dengan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di Kabupaten Pacitan dan Trenggalek. Tambak berbasis data ini berbuah manis. Usahanya tumbuh. Saat ini Paundra mengoperasikan 20 kolam budidaya udang vaname dengan luas total 10 ribu meter.
-Alvinia Christiany dari DKI Jakarta dengan program Pejuang Teman Autis (Kategori Kelompok)
Melalui Teman Autis, Alvinia dan timnya menciptakan wadah edukasi untuk mempermudah orang tua maupun masyarakat umum dalam mendampingi anak-anak autis. Mereka ingin lebih banyak orang yang sadar bahwa autis bukanlah sebuah penyakit namun kondisi spesial yang membutuhkan pendampingan dan arahan khusus. Teman Autis sudah memiliki lebih dari seratus mitra termasuk klinik, tempat terapi dan sekolah. Mereka juga membagikan informasi tentang autisme melalui website www.temanautis.com.