maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin

Kominfo

Penuh Harap untuk Presidensi G20 Indonesia

Terdapat 150 pertemuan yang digelar selama setahun. Sejumlah kementerian berharap Indonesia mendapat banyak manfaat yang dapat diraih.

arsip tempo : 171417073490.

The 1st Trade, Investment and Industry Working Group Meeting, 29-31 Maret 2022. Dok: G20.ORG. tempo : 171417073490.

Menjalankan Presidensi G20 selama satu tahun di 2020, Indonesia akan menggelar setidaknya 150 pertemuan hingga puncaknya di KTT G20 Oktober mendatang. Pemerintah telah memproyeksikan harapan dan manfaat yang dapat dipetik dari peluang yang diperoleh Indonesia.

Sejak tongkat estafet Presidensi G20 diberikan Italia kepada Indonesia pada akhir Oktober 2021, Presiden Joko Widodo berharap kesempatan ini digunakan secara maksimal. Berbagai agenda meeting yang mempertemukan ratusan negara jangan berakhir sebatas wacana, tetapi sudah saatnya untuk langsung bergerak dan mengaplikasikan kesepakatan yang telah dibuat.

“Indonesia mendorong negara-negara G20 untuk melakukan aksi-aksi nyata. Indonesia siap berkolaborasi dan menggalang kekuatan sehingga masyarakat dunia dapat merasakan dampak positif dari kerja sama ini. Indonesia juga harus menghasilkan terobosan-terobosan besar dari forum G20,” kata Presiden.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyebut beberapa manfaat langsung yang dapat dicapai untuk aspek ekonomi. Satu hal yang pasti adalah peningkatan konsumsi domestik hingga Rp1,7 Triliun, penambahan PDB nasional hingga Rp7,4 Triliun, serta pelibatan UMKM dan penyerapan tenaga kerja sekitar 33 ribu di berbagai sektor. 

Ia melanjutkan, Presidensi G20 juga menjadi momentum bagi Indonesia untuk menampilkan keberhasilan reformasi struktural di tengah pandemi. Mulai dari kesuksesan capaian vaksinasi hingga produk regulasi (Undang-Undang tentang Cipta Kerja) dan Sovereign Wealth Fund yang diyakini dapat meningkatkan kepercayaan investor global pada Indonesia, sehingga dapat membantu percepatan pemulihan ekonomi nasional.  

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, saat talkshow di sebuah stasiun TV swasta nasional pekan lalu, menyebut bahwa selain manfaat ekonomi, Indonesia juga akan mendapatkan manfaat strategis.  Indonesia berkesempatan turut berperan besar di dalam menentukan arah kebijakan global.

Tema Presidensi G20 Indonesia adalah “Recover Together, Recover Stronger” (pulih bersama, pulih lebih kuat). Susiwijono menjelaskan tema tersebut memiliki harapan agar negara-negara di dunia dapat segera pulih dari pandemi secara bersama-sama di berbagai sektor, dan terjadi pemulihan yang mempunyai ketahanan dan keberlanjutan.

Adapun substansi dari G20 terdiri dari jalur keuangan (Finance Track) dan jalur non-keuangan (Sherpa Track). Isu yang dibahas pada Sherpa Track terkait sektor riil, antara lain tentang kesehatan, ketenagakerjaan, perdagangan-investasi-industri, ekonomi digital, pariwisata, energi dan lingkungan, pembangunan, antikorupsi, serta pemberdayaan perempuan dan pemuda.

Pemerintah berharap seluruh isu tersebut dapat mendatangkan manfaat besar untuk Indonesia dan dunia. Misalnya mengenai pendidikan yang dibahas oleh negara-negara dalam pertemuan G20 Education of Working Group (EdWG). Menurut Iwan Syahril selaku Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, pertemuan itu diproyeksikan dapat menghasilkan sebuah laporan berupa best practice dari berbagai negara di G20 dengan konteksnya yang beragam, seperti di Afrika, Eropa, Asia, Amerika dan Australia. “Sehingga, laporan tersebut diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi dunia tentang bagaimana melakukan pemulihan pascapandemi terutama di bidang pendidikan,” tuturnya.

Sedangkan di bidang ketenagakerjaan, Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, berharap Presidensi G20 Indonesia Indonesia dapat mendorong kerja sama dan menginisiasi hasil konkret pada ketiga sektor prioritas, yang strategis bagi pemulihan. 

Dari berbagai pertemuan yang digelar, Indonesia juga akan menampilkan pameran yang menceritakan tentang upaya Pemerintah membangun negeri serta kemajuan yang telah diraih yang dapat mengundang minat investor. “Hal ini juga berpeluang menciptakan lapangan pekerjaan baru dan multiplier effect bagi perekonomian karena berkontribusi bagi banyak sektor," kata Menaker. (*)

Infografis Harapan dan Manfaat Presidensi G20 Indonesia.

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 21 April 2024

  • 14 April 2024

  • 7 April 2024

  • 31 Maret 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan