maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke [email protected].

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin

Badan Intelijen Negara

Optimalisasi Teknologi BIN Menekan Covid-19

Pengembangan teknologi Corvis dapat mengantisipasi dan merespons penularan virus corona secara presisi.

arsip tempo : 173078968179.

Dok: Badan Intelijen Negara. tempo : 173078968179.

Badan Intelijen Negara (BIN) terus mengakselerasi program vaksinasi secara berkala di 34 provinsi. Guna mencapai kekebalan komunal penyuntikan vaksin menyasar kalangan pelajar, santri, sampai penduduk di wilayah terdepan, terluar dan tertinggal.

Deputi Bidang Intelijen Dalam Negeri BIN, Mayjen TNI Edmil Nurjamil, mengatakan pemanfaatan teknologi untuk percepatan vaksinasi dengan menggandeng akademisi dan ilmuwan. “Pada level taktis, akselerasi di lapangan dengan memanfaatkan kekuatan jaringan, data intelijen, pemetaan wilayah koordinasi dengan semua pihak di daerah,” ujarnya dalam Ngobrol Tempo bertajuk Percepatan Vaksinasi dan Peran Teknologi, Kamis, 3 Februari 2022.

Dok: Badan Intelijen Negara

Salah satu kerja sama yang dilakukan BIN adalah dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan meluncurkan aplikasi Premise Covid-19. “Aplikasi ini dapat menyajikan kasus Covid-19 di Indonesia dan dunia secara lengkap akurasi di atas 90 persen,” kata Kepala Puslitbang BIN, Armi Susandi.

Selain itu, BIN juga memiliki sistem informasi bernama Covid-19 Response & Prevention System atau Corvis. Sistem tersebut dapat memantau progres vaksinasi secara real time dan merekomendasikan strategi secara akurat dan tepat.

Armi mengatakan Corvis juga dapat mengantisipasi dan merespons penularan secara presisi dengan memonitoring implementasi penerapan prokes dan PPKM secara real time di Indonesia. “Tidak hanya data dalam negeri tapi data seluruh dunia juga ada. Sistem BIN ini memuat data seluruh dunia bisa kita dapatkan,” ujarnya.

Dok: Badan Intelijen Negara

Menurut Armi, persoalan pada awal pandemi adalah ketidakselarasan data antara pemerintah pusat dengan daerah. Berkat Corvis, data dari Satgas Covid-19, BNPB, Kemenkes dan pemda dihimpun dan disinergikan dengan menggunakan teknologi machine learning.

“Sekarang data hampir sama dan tidak ada perbedaan sehingga tidak ada kanibalisme. Sistem ini dipakai Kemenkes, Presiden, BNPB, dan semua,” tutur Armi.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Analis Kebijakan Indonesia, Marcelino Pandin, mengatakan keterlibatan BIN dalam percepatan vaksinasi memenuhi empat kriteria. Pertama, kesiapan struktur organisasi BIN ini sampai ke daerah selain TNI, Polri, dan ASN. “Kedua, keselarasan sikap BIN secara struktural dari pusat ke daerah dapat mempercepat vaksinasi,” kata dia.

Dok: Badan Intelijen Negara

Kemudian, ketiga, sumber daya yang mampu dimobilisasi secara cepat dan efisien. Keempat, jangkauan komunikasi yang dilakukan dengan memanfaatkan jaringan BIN di tingkat nasional sampai daerah dapat menembus sekat sosial dan meminimalisir resistensi.

“Peran BIN melakukan vaksinasi dalam menjangkau kawasan 3T dapat mengisi feeling the gap yang dapat dimainkan BIN untuk masyarakat yang kesulitan mengakses vaksin,” ujar Marcelino.

Adapun Guru Besar Universitas Trisakti dan Tenaga Profesional Lemhannas, Dadan Umar Daihani, menuturkan sejak April 2020, BIN telah mengumpulkan sumber daya dengan melibatkan sejumlah perguruan tinggi seperti Universitas Indonesia, ITB, Universitas Airlangga dan lembaga penelitian Eijkman.

Lembaga Eikjman sebelumnya dapat mendeteksi keberadaan virus dengan kapasitas yang masih rendah yakni 100 per hari. Dengan keterlibatan BIN dan perguruan tinggi kapasitas deteksi meningkat 1.000 per hari. “BIN berperan mempromosikan dan mengintegrasikan,” kata Dadan.

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 3 November 2024

  • 27 Oktober 2024

  • 20 Oktober 2024

  • 13 Oktober 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan