Percaya Kesaksian Freddy Budiman
KEPALA Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian cemas akan tingkat kepercayaan publik yang semakin ambruk terhadap korps kepolisian. Dia merujuk pada informasi yang ditulis Ketua Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar tentang pengakuan persekongkolan Freddy Budiman dengan aparat, termasuk polisi, untuk bisa mengimpor dan mengedarkan narkotik di Indonesia.
Menurut Tito, informasi Haris sebenarnya masih sumir karena tidak menyebut pelaku dan waktu kejadian. ”Tapi siapa yang lebih dipercaya? Tentu pihak Haris,” katanya di Denpasar, Rabu pekan lalu.
Tito pantas gusar karena nyata keberpihakan publik itu. Ini seperti yang ditunjukkan lewat jajak pendapat di Tempo.co. Dari 2.000-an responden , hampir semuanya mempercayai pengakuan Freddy seperti yang diungkap Haris.
Haris sendiri menulis atas motif menekankan kelemahan hukum di Indonesia, yang menjadi dasar penolakannya terhadap eksekusi mati. Dia mengisahkan pernyataan Freddy, yang ditemuinya dua tahun lalu di Nusakambangan, Jawa Tengah, di media sosial Facebook, yang lalu menyebar cepat.
Isinya: keterlibatan sejumlah personel kepolisian, tentara, Bea dan Cukai, serta Badan Narkotika Nasional dalam penyelundupan narkotik. Keterlibatan itu dibayar Freddy hingga ratusan miliar rupiah.
Selama ini keterlibatan aparat dalam kejahatan narkotik hidup dalam desas-desus di masyarakat. Bahkan ada olok-olok, aparat yang korup sering bertanya kepada pengguna atau pengedar yang tertangkap: ”Mau jadi beras atau berkas?”—isyarat bahwa sebuah kasus bisa diselesaikan dengan jalan ”damai”.
Dalam perkara Freddy pun hampir mustahil tidak ada aparat yang terlibat. Indikasinya, sang terpidana bisa leluasa memproduksi narkotik, sekaligus mengedarkannya, dari sel tempat ia menjalani hukuman.
Indikator Pekan Ini
Apakah Anda setuju Wali Kota Tri Rismaharini meninggalkan Surabaya untuk mengikuti pilkada DKI Jakarta 2017?www.tempo.co. Skenario ini dapat menangkap roh sang penyair. Riwayat hidup Chairil Anwar disuguhkan dengan begitu hidup, berjiwa, dan mendetail. Selain di kawasan taman Monas dan Sekolah Taman Siswa, Jakarta, patung Chairil Anwar ternyata ada di Malang, Jawa Timur. Masih dipertanyakan apakah Chairil pernah singgah di sana pada 1947. Foto dengan pose merokok adalah potret terpopuler Chairil Anwar. Siapa pemotretnya? Perupa Agus Suwage pun terinspirasi. Setelah kematiannya, Chairil Anwar dipuja sekaligus dicerca dengan tuduhan plagiat. Simbol Angkatan 45. Menjelang usia 27 Tahun, Chairil Anwar berpulang. Meski makamnya di Karet sekarang tak banyak disambangi orang, sampai kini suaranya tetap terdengar dari dalam kubur. Setelah mati, ia menjadi ikon. Ia ditabalkan H.B. Jassin sebagai tokoh sentral Angkatan 45. patungnya dibuat di sebuah kota. Seorang sutradara ingin memfilmkan kisahnya. Seorang perupa kontemporer juga terilhami sebuah potret legendarisnya. Chairil menitipkan banyak manuskrip kepada H.B. Jassin. Inilah puisi-puisinya yang belum pernah dipublikasikan. Dari sebuah foto di buku, Evawani berkenalan dengan Chairil untuk pertama kali. Kisah gelora asmara Chairil Anwar tertuang dalam banyak sajak. Namun semua cinta terampas darinya. PEREMPUAN dan revolusi, dua tema itu senantiasa menggoda Chairil Anwar. Di tengah gelegak pertempuran dan diplomasi, ia tampil dengan sajak-sajaknya yang patriotik. Sajak ”Diponegoro”, misalnya, sangat populer hingga kini. Chairil juga masyhur dengan puisi cinta yang ditujukan kepada beberapa wanita. Siapa saja wanita Chairil? sejauh mana hubungan mereka? Ternyata Chairil juga menyisakan sejumlah sajak yang belum selesai ditulis. Adakah itu sajak asmara atau sajak yang merefleksikan kancah peperangan? Chairil Anwar menulis dua sajak untuk Laurens Koster Bohang. Sahabat, abang, sekaligus guru yang mempengaruhi pemikiran dan karya-karyanya. Dia tak hanya bergerak di antara penyair, tapi juga pelukis. Menelusup di hampir semua pelukis rakyat. Chairil Anwar pernah bekerja secara formal sebagai pegawai di sejumlah kantor dan media massa. Bukan dunianya, ia hanya bertahan tiga bulan. Pada zaman pendudukan Jepang, hidup semakin sulit. Untuk bertahan, Chairil mencuri, menjual barang kawannya tanpa memberi tahu pemiliknya. Pada 1942, Chairil Anwar pindah ke Jakarta mengikuti ibunya, Saleha, karena berpisah dengan ayahnya, Toeloes, yang menikah lagi. Di Jakarta ia miskin bahkan telantar. Ia menggelandang dari satu tempat ke tempat lain. Untuk bertahan hidup, ia sering mencuri kecil-kecilan. Namun di ”kampung besar” ini pula Chairil ditempa. Intelektualitasnya berkembang. Bacaannya bertambah banyak. Wawasannya semakin luas. Toeloes bin Manan, ayah Chairil Anwar, tewas dibunuh tentara Belanda. Mayatnya dibuang ke sungai. Chairil Anwar pernah menulis puisi di gubuk bekas surau di kampung halaman ayahnya. Rencana pembangunan gedung pustaka tak kunjung jadi kenyataan. Akar kepenyairan Chairil dapat ditelusuri di Medan. Sebagian besar telah hilang. KEDUA orang tua Chairil Anwar berasal dari kalangan kelas atas. Ayahnya, Toeloes bin Manan, seorang controleur, pegawai tinggi di era kolonial Belanda. Ibunya, Saleha, putri bangsawan Koto Gadang, Sumatera Barat, yang punya pertalian saudara dengan ayah Sutan Sjahrir—perdana menteri pertama Indonesia. Kedua orang tua Chairil bercerai dan ayahnya menikah dengan perempuan lain. Dalam sebuah sajaknya, Chairil Anwar menyebut dirinya ”Aku ini binatang jalang, dari kumpulannya terbuang”. Lalu, dalam sajaknya yang lain, Chairil juga menulis optimistis: ”Aku mau hidup seribu tahun lagi!”. Namun, pada tahun terakhir menjelang kematiannya, dia sadar, hidup yang diinginkannya serba mustahil: ”Hidup hanya menunda kekalahan… sebelum pada akhirnya kita menyerah.”
Enam puluh tujuh tahun sudah Chairil meninggalkan kita. Ia meninggal pada 1949 di usia relatif muda: 27 tahun. Ia menderita. Penuh paradoks. Tapi dari kemiskinan penyair kurus berwajah tirus dengan mata merah ini lahir sajak-sajak yang memperkaya bahasa Indonesia. Chairil menjadi sebuah ikon. Riwayat hidup dan puisi-puisinya memperkaya kita semua. Ia adalah perwujudan sepenuhnya dari pepatah Ars longa, vita brevis. Hidup itu singkat, seni itu abadi.
Cabang angkat besi meraih dua medali perak di Olimpiade. Buah dari pembinaan sistematis dan berkelanjutan. Paparan radiasi ponsel membuat kualitas sperma menurun. Disarankan tak terlalu sering mengantongi ponsel di saku celana. Heidi Gray tidak lulus dalam seleksi pertama audisi pemeranan Annie. Tapi ia pantang menyerah. Annie merupakan drama musikal berlatar Amerika tatkala pada 1930-an mengalami resesi ekonomi. Annie adalah sosok gadis yatim-piatu berumur 11 tahun yang suka kabur dari panti asuhan untuk mencari orang tuanya. Ia kemudian diadopsi seorang jutawan yang mempertemukannya dengan Presiden Roosevelt.
Dipentaskan di Jakarta, dengan sutradara yang sama saat Annie pertama kali pada 1970-an dipentaskan di Broadway dan mendulang sukses besar, tontonan ini menghangatkan hati. Annie menyebarkan pesan optimisme: besok akan lebih baik daripada hari ini. Tomorrow, tomorrow, you're always a day away. Dolly hidup pendek lantaran sakit-sakitan dan mengalami penuaan dini. Hasil kloning ulang dari DNA yang sama memiliki harapan hidup lebih panjang. Selama 70 menit, Tyo Pakusadewo memerankan Sukarno yang tengah berpidato. Rekonstruksi sejarah lahirnya Pancasila. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengusulkan pemangkasan anggaran belanja Rp 133,8 triliun. Pusat dan daerah ikut menanggung. Syarat peringanan hukuman bagi koruptor hendak diperlunak. Menyepelekan persoalan korupsi. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy melontarkan ide ”sekolah seharian”. Tanpa kajian, gagasan ini hanya bikin gaduh. Luhut Binsar Pandjaitan membuka peluang melanjutkan proyek reklamasi Pulau G. Potensi kerusakan lingkungan menjadi catatan penting. Komisaris Jenderal Syafruddin disebut-sebut calon kuat Wakil Kepala Kepolisian RI. Menunggu Budi Gunawan pindah posisi. Seorang pejabat di Kementerian Desa terindikasi memainkan sejumlah proyek dan menerima komisi di muka. Ada bukti pengiriman uang. Enam orang ditangkap karena dicurigai menyiapkan serangan teror di Batam dan Singapura. Terhubung dengan Bahrun Naim. Rakyat Thailand setuju terhadap konstitusi yang disponsori militer. Pemilih kurang pengetahuan tentang apa saja yang hilang dan berbagai kelemahan yang ada. Presiden Filipina Rodrigo Roa Duterte mengobarkan perang terhadap narkotik dengan meminta polisi dan warganya menumpas sendiri para pengedar dan gembong. Kebijakannya dikritik, dia menantang pemberlakuan darurat militer. Merri Utami untuk sementara lolos dari eksekusi mati. Korban rayuan sindikat narkotik. Kasus pembakaran lahan tiga perusahaan di Kalimantan Barat tak kunjung masuk pengadilan. Polisi dan jaksa beda pendapat soal unsur kelalaian. Pemerintah berencana memperlonggar aturan remisi, termasuk untuk terpidana korupsi. Komisi antikorupsi masih menentang. Pemerintah untuk kedua kalinya memotong anggaran buat menekan defisit. Sejumlah kalangan pesimistis target penerimaan tax amnesty bisa tercapai. Anda memiliki 1 free artikel untuk minggu ini. Dapatkan 4 artikel gratis setelah Register.
Percayakah Anda dengan pengakuan Freddy Budiman yang bersekongkol dengan aparat mengedarkan narkoba?
Ya
92,6%
1.962
Tidak
5,8%
123
Tidak Tahu
1,6%
33
Total
(100%)
2.118
Reporter Administrator - profile - https://majalah.tempo.co/profile/administrator?administrator=161830627667
Jangan Lewatkan
Laporan Khusus
Chairil, Aku, dan Sjuman djaya
Laporan Khusus
Patung-patung Sang Penyair
Laporan Khusus
Rokok dan Pose Sadar Gaya
Laporan Khusus
Suara dari Dalam Kubur
Laporan Khusus
Makam Terlupakan dan Sebuah Ikon
Laporan Khusus
Corat-coret di Tiga Buklet
Laporan Khusus
Bersua Lewat Buku Sastra
Laporan Khusus
Fragmen Cinta Penyair Ahasveros
Laporan Khusus
Yang Patriot, yang Eros, dan yang Belum Rampung
Laporan Khusus
Berguru kepada Mentor dari Timur
Laporan Khusus
Di Pusaran Pelukis Rakyat
Laporan Khusus
Bukan Orang Kantoran
Laporan Khusus
Lontang-Lantung di Batavia
Laporan Khusus
Bohemian Pertama Jakarta
Laporan Khusus
Eksekusi Mati Sang Bupati
Laporan Khusus
Pustaka Impian Taeh Baruah
Laporan Khusus
Yang Tertinggal dan yang Hambus
Laporan Khusus
Medan, Sastra, dan Tragedi Keluarga
Laporan Khusus
Si mata merah yang Ingin Hidup 1.000 Tahun
Olahraga
Neng Mungil Menjaga Tradisi Medali
Kesehatan
Loyo karena Ponsel
Layar
Annie dari South Carolina
Layar
Nyanyian Annie dan Tuan Roosevelt
Ilmu dan Teknologi
Dua Dekade Setelah Dolly Lahir
Film
Tyo, Sukarno, dan Pancasila
Opini
Gunting Tajam Sri Mulyani
Opini
Koruptor Tak Perlu Belas Kasihan
Opini
Ide Serampangan Menteri Muhadjir
Nasional
Napas Baru Pengembang Pulau G
Nasional
Posisi Baru Mantan Ajudan
Nasional
Main Proyek Pejabat Lama
Nasional
Ketika Gonggong Menyasar Marina
Internasional
Berdemokrasi Gaya Tentara
Internasional
Kebijakan Koboi Perangi Narkotik
Hukum
Rayuan Maut Geng Narkotik
Hukum
Alot Perkara di Tangan Jaksa
Hukum
Gigi Mundur Remisi Koruptor
Ekonomi dan Bisnis
Tancap Gas Memangkas Belanja
Percaya Kesaksian Freddy Budiman
KEPALA Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian cemas akan tingkat kepercayaan publik yang semakin ambruk terhadap korps kepolisian. Dia merujuk pada informasi yang ditulis Ketua Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar tentang pengakuan persekongkolan Freddy Budiman dengan aparat, termasuk polisi, untuk bisa mengimpor dan mengedarkan narkotik di Indonesia.
Menurut Tito, informasi Haris sebenarnya masih sumir karena tidak menyebut pelaku dan waktu kejadian. ”Tapi siapa yang lebih dipercaya? Tentu pihak Haris,” katanya di Denpasar, Rabu pekan lalu.

Percaya Kesaksian Freddy Budiman
KEPALA Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian cemas akan tingkat kepercayaan publik yang semakin ambruk terhadap korps kepolisian. Dia merujuk pada informasi yang ditulis Ketua Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar tentang pengakuan persekongkolan Freddy Budiman dengan aparat, termasuk polisi, untuk bisa mengimpor dan mengedarkan narkotik di Indonesia.
Menurut Tito, informasi Haris sebenarnya masih sumir karena tidak menyebut pelaku dan waktu kejadian. ”Tapi siapa yang lebih dipercaya? Tentu pihak Haris,” katanya di Denpasar, Rabu pekan lalu.
Tito pantas gusar karena nyata keberpihakan publik itu. Ini seperti yang ditunjukkan lewat jajak pendapat di Tempo.co. Dari 2.000-an responden , hampir semuanya mempercayai pengakuan Freddy seperti yang diungkap Haris.
Haris sendiri menulis atas motif menekankan kelemahan hukum di Indonesia, yang menjadi dasar penolakannya terhadap eksekusi mati. Dia mengisahkan pernyataan Freddy, yang ditemuinya dua tahun lalu di Nusakambangan, Jawa Tengah, di media sosial Facebook, yang lalu menyebar cepat.
Isinya: keterlibatan sejumlah personel kepolisian, tentara, Bea dan Cukai, serta Badan Narkotika Nasional dalam penyelundupan narkotik. Keterlibatan itu dibayar Freddy hingga ratusan miliar rupiah.
Selama ini keterlibatan aparat dalam kejahatan narkotik hidup dalam desas-desus di masyarakat. Bahkan ada olok-olok, aparat yang korup sering bertanya kepada pengguna atau pengedar yang tertangkap: ”Mau jadi beras atau berkas?”—isyarat bahwa sebuah kasus bisa diselesaikan dengan jalan ”damai”.
Dalam perkara Freddy pun hampir mustahil tidak ada aparat yang terlibat. Indikasinya, sang terpidana bisa leluasa memproduksi narkotik, sekaligus mengedarkannya, dari sel tempat ia menjalani hukuman.
Indikator Pekan Ini
Apakah Anda setuju Wali Kota Tri Rismaharini meninggalkan Surabaya untuk mengikuti pilkada DKI Jakarta 2017?www.tempo.co.
Percayakah Anda dengan pengakuan Freddy Budiman yang bersekongkol dengan aparat mengedarkan narkoba?
Ya
92,6%
1.962
Tidak
5,8%
123
Tidak Tahu
1,6%
33
Total
(100%)
2.118
Reporter Administrator - profile - https://majalah.tempo.co/profile/administrator?administrator=161830627667