Kota di Ujung Cangkul
SEJUMPUT harapan di kepala, cang-kul di pundak. Itulah kehidup-an pagi Wahani. Hampir saban hari lelaki berumur setengah abad itu meluncur ke sawahnya. Bukan untuk bertani, melainkan mencangkul lempung untuk dibuat batu bata.
Tapi, pagi itu ketika sedang bekerja di ladang, cangkulnya menyentuh benda ke-ras. Benda itu adalah batu bata de-ngan ukuran tak lazim: lebarnya lebih da-ri sejengkal, panjangnya tiga jengkal atau sekitar 60 sentimeter.
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini