Nasionalisme di Tapal Batas
"AKU Anton Soedarsono, mama Kupang, bapak Malang, saya Indonesia!” Lantang suara An-ton kepada kawan-kawan seper-mainannya di Belu, Nusa Tenggara Timur. Bila diucapkan bocah sekolah dasar yang tinggal di kota besar seperti Jakarta, kalimat itu bisa mengun-dang tawa karena terkesan terlalu serius dan nasionalis banget.
Tapi Anton tinggal di kampung yang jauh dari bising telepon seluler dan klak-son kendaraan bermotor. Gaya itu biasa dig
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini