Salman Rushdie
Salman Rushdie ingin memaparkan sebuah alegori yang hitam tentang iman yang mencekam, ajaran yang menjangkitkan taklid, dan pemimpin yang pandai membujuk kelompok yang cemas.
SEBUAH cerita—sebuah fiksi—tak pernah lempang seperti jalan kereta api.
34 tahun sebelum Salman Rushdie ditikam di atas panggung di sebuah acara sastra di New York, ada satu cerita yang ditulisnya tentang keajaiban di desa Titlipur.
Di desa India itu, ratusan ribu kupu-kupu muncul, terbang dan hinggap di mana-mana. Penduduk yakin serangga itu titisan Bibiji, seorang wanita suci yang wafat 120 tahun sebelumnya. Dulu, di saat kem
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini