Amir
Mungkin sebab itu dalam sajak-sajak Amir Hamzah saya tak pernah menemukan nama Muhammad, rasul dalam syahadatnya. Bukan karena ia murtad, tapi karena puisi dan zamannya tak lagi hidup dengan akar (iman, tradisi, asal-usul) yang lurus, tunggal, menghunjam.
PENYAIR Amir Hamzah meninggalkan kampung halamannya dengan kapal Plancus menuju Batavia—dan menulis satu sajak yang tak bagus:
Tinggallah tuan, tinggallah bunda
Tanah airku Sumatera raya
Anakda berangkat ke pulau Jawa
Memungut bunga suntingan kepala
Sajak ini mungkin ditulis pada 1927. Kita bisa merasakan keteraturan yang lazim pada syair Melayu lama: satu bait terdiri atas empat larik; ritme bergerak di semua larik yang ti
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini