Monumen
- untuk Hanung Bramantyo
Tokoh sejarah rata-rata mati dua kali. Pertama kali ia dimakamkan. Kedua kali ketika ia dibangun sebagai monumen. Mandela akan mengalami itu, seperti halnya Sukarno. Sebuah monumen berniat mengekalkan, tapi akhirnya membekukan. Sang tokoh akan dianggap telah selesai, tinggal dipuja.
Di tahun 1924 di Rusia, negeri yang menegakkan monumen di hampir tiap kota, satu acara resmi dibuka untuk merayakan hari kelahiran Pen
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini