Tukang Perintah, Kok, Diperintah!
Relasi kuasa yang timpang antara pengelola negara dan warga negara dimulai dari politik bahasa yang hegemonik. Tecermin dalam kata "pemerintah".
AKHIR-akhir ini saya sering menertawakan diri sendiri. Kejengkelan saya kepada sekelompok orang ternyata berasal dari ketidakjelian saya dalam memahami suatu kata.
Saya tidak dongkol kepada pribadi mereka. Saya hanya geram terhadap kebijakan-kebijakan mereka yang tak bijak dalam ihwal politik-ekonomi. Atau kebijakan-kebijakan tersebut cuma “bijak sana”, tapi tidak “bijak sini”.
Kata yang saya maksud adalah kata pemerinta
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini