Ketika Penari Kecak Bermasker

Pembatasan sosial pada Maret 2020 memukul mundur dunia pariwisata Bali. Begitu pun atraksi tari tiarap dari gegap-gempita panggung pertunjukan. Karena sepi pentas, sejumlah sanggar terpaksa merumahkan para penarinya. Sebagian dari mereka bahkan sempat beralih profesi demi bertahan hidup. Adaptasi dengan keadaan pun menjadi jalan keluar. Perlahan mereka kembali berlatih dan tampil lagi, tentu dengan mengikuti protokol kesehatan. Perubahan ini tak hanya berpengaruh secara estetika, tapi juga berimbas pada koreografi tarian. Dalam tari kecak, misalnya, para penari mesti melatih napas demi bisa mengeluarkan bebunyian dari balik masker. Simak laporannya.

Isma Savitri

Sabtu, 28 November 2020

INI bukan pemandangan yang biasa. Menjelang petang, puluhan lelaki penari bertelanjang dada itu masuk melewati gapura ke panggung terbuka pertunjukan. Mulut mereka seperti terbungkam oleh masker, yang kebanyakan berwarna hitam. Padahal dari mulut itulah bebunyian ritmis yang rancak keluar mengiringi gerak tari kecak di Uluwatu, Jimbaran, Bali.

Namun nyatanya tak banyak yang berubah selain bahwa bunyi “cak-ka-c

...

Berita Lainnya