Babu, Keluarga Belanda, dan Revolusi

Lewat film Mereka Panggil Aku Babu (Ze Noemen Me Baboe), sineas Sandra Beerends menelusuri lika-liku kehidupan babu di tengah pergolakan revolusi pada pengujung era kolonialisme Belanda di Indonesia. Melalui Alima—sosok pengasuh anak dalam sebuah keluarga Belanda—Beerends menampilkan hubungan yang kompleks antara Indonesia dan Belanda pada 1945-an. Ikuti reportase kontributor Tempo di Belanda dan pandangan publik Belanda mengenai film itu. Juga laporan tentang Museum Sophiahof di Den Haag, museum mengenai zaman Hindia Belanda yang secara resmi dibuka pada akhir Juni 2019.

Tempo

Sabtu, 4 Januari 2020

“SALJU beterbangan, menari-nari, meleleh di tangan. Aku terpikat pasir yang putih dan gaib itu. Dan aku curahkan diriku ke dunia putih ini…,” suara Alima berkelana di layar film, mengiringi adegan lima bocah Belanda berwajah riang yang bermain-main di kebun berselimut salju. Alima di tengah mereka. Rambutnya dikonde, sementara tubuhnya dibalut kain batik yang dilapisi mantel tebal. Itu potongan film Mereka Panggil Aku Babu (Ze

...

Berita Lainnya