Spiritualisme Karen Armstrong

Setelah melakoni perjalanan spiritual yang panjang, penulis dan spiritualis Karen Armstrong kini menawarkan konsep yang dia sebut sebagai compassion atau welas asih kepada dunia. Dia mengkritik Barat dan menawarkan simpati kepada umat Islam—saat berkunjung ke Jakarta pada pertengahan Juni lalu. Jauh sebelum itu, Armstrong sudah hadir melalui buku-bukunya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Minggu, 7 Juli 2013

Tiga puluh tahun hidup soliter, Zarathustra akhirnya memutuskan meninggalkan gubuknya yang sunyi di puncak gunung. Ia merindukan tangan-tangan terkembang, siap menerima pencerahan, hasil kontemplasinya yang panjang dan sulit.

Berbincang sebentar dengan pendeta tua di lereng gunung, Zarathustra melanjutkan perjalanannya sambil bergumam, "Tidak tahukah dia bahwa Tuhan sudah mati? Siapa yang membunuh-Nya?" Bertanya dan menjawab, ia berkata, "Kita, de

...

Berita Lainnya