Seteru yang Senasib
Situasi politik yang serba terpimpin pada awal 1960-an mengombang-ambingkan banyak seniman. Mereka yang tak ingin diatur-atur partai politik menolak dogma "politik sebagai panglima", dan akhirnya bergabung dengan gerakan Manifes Kebudayaan. Celakanya, Manifes malah mengantar mereka jadi sasaran tembak pemerintah Sukarno, Partai Komunis Indonesia, Lembaga Kebudayaan Rakyat, dan kelompok pro-Manipol Usdek lainnya. Tapi nasib para pendukung "Manikebu" masih jauh lebih baik dibanding seniman Lekra pasca-G-30-S, yang dikejar-kejar, disiksa, dipenjarakan, diasingkan, dan dibunuh.
Senin, 30 September 2013
Setelah Bertemu Lelaki Pesolek
Diperbanyak menggunakan stensil, teks Manifes Kebudayaan beredar dari tangan ke tangan. mendekat ke tentara.
MULANYA sebuah pertemuan di Hotel Salak, Bogor. Ketika itu sekitar Juli 1963. Goenawan Mohamad; Bur Rasuanto; A. Bastari Asnin, penulis cerita pendek terkemuka; dan Sjahwil, pelukis penting dari Grup Sanggar Bambu, Yogyakarta, mengunjungi Iwan Simatupang, yang tinggal di hotel itu.
Saat mereka tiba, Iwan—p
...