Anak Kampung Kumuh ke Pentas Pergerakan
TUMBUH dalam keluarga tak berpunya di lingkungan kumuh, Sutomo hanya berijazah sekolah dasar. "Pendidikan" di luar jalur formal justru membawanya ke baris terdepan pergerakan perjuangan. Ilmu kepemimpinan dan teknik menjadi orator ulung ia dapatkan di kepanduan, partai politik, dan kantor berita Domei—kini Antara. Nama Bung Tomo pun kian moncer di Surabaya ketika menapaki usia 25 tahun. Pada Juli 1945, Bung Tomo dipercaya menjadi anggota panitia Gerakan Rakyat Baru. Di sana, ia berkenalan dengan beberapa tokoh nasional, antara lain Sukarno, Mohammad Hatta, Kiai Wahid Hasyim, B.M. Diah, dan Adam Malik.
Senin, 9 November 2015
Hidup Prihatin di Tembok Dukuh
Dibesarkan dalam keluarga kurang mampu. Rumah tanpa listrik, ia pun terpaksa belajar di bawah lampu jalan.
RUMAH dua lantai di Jalan Tembok Dukuh Gang II Nomor 17, Surabaya, itu terbilang "mewah" dibanding rumah di sekitarnya. Walau tak menganut aliran minimalis, modelnya mengikuti tren masa kini. Dahlan, 46 tahun, pemilik rumah itu, adalah penjual soto asal Madura. Sejak menempati rumah itu, telah dua kali ia meren
...