Tiga Penghargaan untuk Wahyu Hidayat

Fokus pada program prioritas, salah satunya Malang Mbois Ilakes.

Iklan

Minggu, 8 September 2024

Banyak yang menyebut di tangan Wahyu Hidayat, Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, panen prestasi di tingkat provinsi maupun nasional. Walau baru sepuluh bulan sebagai penjabat wali kota, dia dikenal piawai memajukan wilayahnya. Empat program prioritas menjadi pemicu kemajuan kota dan berdampak terhadap masyarakat, yaitu mengatasi kemiskinan ekstrem, mengendalikan inflasi, meningkatkan pelayanan publik, dan menekan stunting.

Wahyu Hidayat yang menjadi Penjabat Wali Kota Malang sejak 24 September 2023 sampai 10 Agustus 2024, meraih tiga penghargaan sekaligus dari Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. Penghargaan tersebut diberikan dalam acara Apresiasi Kinerja Penjabat Kepala Daerah 2024 di The Tribrata Hotel and Convention Center, Darmawangsa, Jakarta, pada Jumat, 30 Agustus 2024.

Asli arek Malang ini berkomitmen meningkatkan kemajuan warga kota dari segala aspek. Pengalamannya sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Malang menjadi modal dalam mengatasi masalah yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Berkahnya, dia mendapatkan apresiasi dalam bentuk penghargaan di tiga kategori. Pertama, kategori Kinerja Total untuk daerah dengan Fiskal Sedang; kedua, kategori Kesejahteraan Rakyat; dan ketiga, kategori Pelayanan Publik. 

“Ini penghargaan yang luar biasa dan merupakan penilaian dari Kementerian Dalam Negeri bersama Tempo Media terkait dengan kinerja yang saya lakukan selama menjadi Penjabat Wali Kota Malang,” kata Wahyu. Dia mengisahkan bagaimana fokus pada empat sektor yang menjadi prioritas kerjanya. 

Dalam mengatasi kemiskinan, dia mulai dengan inovasi sistem informasi sistem pendataan melalui aplikasi Pendataan Kesejahteraan Sosial Kota Malang (PDKT SAM) Reborn. Tujuannya, memastikan penanganan dan penanggulangan kemiskinan tepat sasaran. Upaya pengurangan beban pengeluaran, peningkatan pendapatan masyarakat, dan strategi meminimalkan kantong kemiskinan terus digencarkan. 

Hasilnya, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, tercatat per Agustus 2024 persentase penduduk miskin di Kota Malang menyentuh 3,91 persen. Angka ini terendah dalam satu dekade terakhir. “Secara komparatif, angka itu terendah se-Jawa Timur dan jauh di bawah angka nasional,” katanya.

Tingkat Pengangguran Terbuka Kota Malang juga menurun dari 7,66 persen pada 2022 menjadi 6,80 persen pada 2023. Beberapa langkah konkret yang dilakukan Pemerintah Kota Malang, yaitu membuka pendidikan dan pelatihan bagi pencari kerja hingga menjaga kondusifitas hubungan industrial.

Pada aspek kesehatan, Wahyu membuat kebijakan alokasi kesehatan sebesar Rp 285,8 miliar. Anggaran ini berdampak pada peningkatan fasilitas dan tenaga kesehatan. Khusus penanganan stunting, Wahyu menambah alokasi anggaran sebesar Rp 18,08 miliar atau naik 9,01 persen dari 2023. Sehingga, total anggaran untuk penanganan stunting pada 2024 mencapai Rp 227,6 miliar.

Anggaran itu Wahyu gunakan untuk intervensi spesifik, intervensi sensitif, dan intervensi pilar sebagai program penanganan stunting. Langkah ini ditunjang oleh inovasi Aksi Lima Gerakan Cegah Stunting, Gemas Si Keling, Puskesmas Gribig, Gunting Mas Jo, dan Klenting Donasi. Semua itu dicanangkan untuk menekan angka stunting.

Aspek kesejahteraan rakyat dan pelayanan publik dia tingkatkan dengan berbagai upaya. Di antaranya, mendirikan Mal Pelayanan Publik, mengoptimalkan pelayanan perizinan dan non-perizinan. Wahyu juga melahirkan inovasi pelayanan publik. Salah satunya, portal tunggal layanan terintegrasi yakni Malang Mbois. 

Malang Mbois adalah sistem informasi yang disiapkan sebagai rumah integrasi layanan publik berbasis elektronik dari seluruh perangkat daerah di Kota Malang. “Kami menggunakan satu telepon selular untuk semua pelayanan di Kota Malang. Alhamdulilah semua terfasilitasi dengan baik dan masyarakat terlayani,” katanya. 

Tak ketinggalan sejumlah kegiatan unggulan, seperti Ekonomi Kreatif dan Kemis Mbois untuk mendukung produk lokal dengan menginstruksikan ASN Kota Malang mengenakan pakaian dan aksesori buatan UMKM. Ada pula aksi penanganan kemacetan dan pengelolaan sampah. 

Masyarakat Kota Malang juga bisa langsung berdialog dengan Wahyu Hidayat setiap Selasa pagi melalui program Ngombe dan Ngombe STMJ alias Senam Tehes Mbois Jumat saban Jumat. Dari 14 kali program itu berlangsung, Wahyu menerima lebih dari 69 pengaduan masyarakat.

Berita Lainnya