Berkelanjutan Membangun Tapanuli Utara
10 tahun memimpin Kabupaten Tapanuli Utara, Nikson Nababan, fokus membangun infrastruktur, pertanian, pendidikan dan kesehatan.
Iklan
Minggu, 28 Januari 2024
Warga Dusun Sibudil, Desa Batu Manumpak, Kecamatan Pangaribuan, sumringah menyambut kedatangan Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan. Kedatangan Nikson untuk meresmikan pembangunan jalan dusun. Selama ini, warga harus menyusuri jalan setapak yang terjal dan tak bisa dilalui kendaraan roda empat.
Tokoh Masyarakat Dusun Sibudil, Opung Marcel Siregar, mengaku senang atas kedatangan Nikson ke kampungnya. Dia mengucapkan terima kasih karena Bupati memberikan perhatian kepada masyarakat Dusun Sibudil yang berada di wilayah terpencil. “Kami terima kasih Bapak Bupati atas pengerasan jalan di Dusun Sibudil, kami selalu siap mendukung program Bapak demi kemajuan pembangunan di Tapanuli Utara," ucapnya, Maret 2023.
Menurut Nikson, pembangunan infrastruktur menjadi prioritas utama selama memimpin Tapanuli Utara. Pembangunan jalan di Dusun Sibudil sebagai jalan penghubung untuk memperlancar distribusi hasil pertanian. “Jalan akan mempermudah akses menuju kawasan pertanian, membangun akses dari daerah pinggiran atau desa menuju kota untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya, Jumat, 2 Februari 2024.
Dia mengatakan jalan dan jembatan merupakan urat nadi pertanian. pembangunan infrastruktur diharapkan akan menciptakan kawasan sentra pertanian baru. Nikson menuturkan pada awal memimpin Tapanuli Utara panjang jalan mencapai 1.346 kilometer. “Dari panjang jalan itu, hanya 490 kilometer dalam kondisi baik. Selebihnya rusak berak, rusak dan sedang.” Ucapnya.
Perlahan-lahan Nikson melalukan pembangunan dan perbaikan jalan di Tapanuli Utara secara bertahap. Hasilnya, selama periode 2014-2022, capaian pembangunan jalan hotmix sepanjang 380,7 kilometer, pelapisan jalan atau lapen 369,88 kilometer, telford sepanjang 109,12 kilometer dan cor beton/rabat mencapai 27,71 kilometer.
Tidak hanya jalan, perbaikan dan pembangunan jembatan di Tapanuli Utara juga terus dikebut. Sejak 2014 sampai 2022 jembatan yang dibangun atau rehabilitasi mencapai 99 jembatan. Sedangkan pada 2023 dibangun sebanyak 11 jembatan baru. “Saat ini, 80 persen perbaikan dan pembukaan jalan baru sudah dibangun. Jalan desa sudah terkoneksi dengan jalan kecamatan dan kabupaten,” kata Nikson.
Selama periode pertama Nikson, jalan dalam kondisi baik meningkat 50,95 persen dan jalan sedang bertambah 27,01 persen. Begitu juga dengan infrastruktur pertanian, seperti irigasi dari 66,62 persen pada 2014 menjadi 67,42 pada 2018. Persentase jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan naik menjadi 35 persen dari awal memimpin.
Sedangkan pada periode kedua, sampai 2021, total panjang jalan kabupaten 1.074 kilometer. Dari panjang jalan itu, 563,01 kilometer dalam kondisi baik dan 165,9 kilometer dalam kondisi sedang.
Lumbung Pertanian dan Manusia Unggul
Sektor pertanian dan peningkatan sumber daya manusia menjadi salah satu prioritas Nikson Nababan memimpin Tapanuli Utara. Kedua sektor tersebut dinilai menjadi kunci pertumbuhan suatu daerah.
Selama hampir 10 tahun menjabat, Nikson mempelajari topografi dan demografi kabupaten seluas 3.794 kilometer persegi dengan penduduk sekitar 300 ribu jiwa. “Pertanian dan pendidikan menjadi DNA Tapanuli Utara,” ujarnya.
Menurut dia, 80 persen penduduk Tapanuli Utara bekerja sebagai petani. Pertanian yang berkembang sekarang bukan sekadar untuk bertahan hidup, melainkan pertanian yang mampu menjadi sumber penghidupan layak. Itu sebabnya, para petani harus memiliki kekuatan dalam kepemilikan lahan, modernisasi dan mekanisasi pertanian, dapat memperoleh bibit unggul hingga pemasaran.
Dalam hal status lahan pertanian, Nikson berusaha menambah luas area tanam dengan mengajukan pemutihan lahan kepada pemerintah pusat. Mekanisasi pertanian juga diterapkan karena tentu para petani tak akan mampu mengejar produksi yang berlimpah jika masih mencangkul.
Untuk mewujudkan modernisasi pertanian, setiap tahun Nikson mengalokasikan APBD untuk membeli alat mesin pertanian. Kemudian menyiapkan brigade tanam berupa traktor-traktor besar, termasuk untuk kebutuhan bahan bakar dan operatornya.
Salah satu terobosan untuk meningkatkan partanian adalah dengan membuka atau membangun jalan usaha tani (JUT) dan jaringan irigasi desa (jildes). Hingga akhir 2022, Pemerintah Tapanuli Utara sudah membangun JUT sepanjang 47,8 kilometer. Sedangkan jaringan irigasi desa yang dibangun sepanjang 9,8 kilometer, irigasi air tanah dalam dibangun 131 unit dan 21 embung.
Nikson juga menggagas program pengelolaan lahan gratis masyarakat atau panglima. Program ini melalui penyediaan 12 traktor dan empat traktor mini yang digunakan petani melalui kelompok tani untuk mengolah atau membuka lahan tidur secara gratis. Sejak 2016 sampai 2022, total lahan yang digarap kelompok tani melalui program ini mencapai 5.577 hektar di 15 kecamatan.
Untuk mendukung Tapanuli Utara sebagai lumbung pangan, Nikson juga memberikan bantuan bibit unggul tanaman hortikultura, seperti, padi sawah, padi gogo, jagung dan kacang tanah. Kemudian bibit bawang merah, cabe merah, jeruk, mangga, durian, alpukat, bibit kopi dan kakao.
“Program-program sektor pertanian bertujuan membuka lapangan pekerjaan, pengentasan kemiskinan dan peningkatan pendapatan masyarakat,” kata Nikson.
Alhasil semua program tersebut berdamoak kepada peningkatan produk domestik regional bruto (PDRB) pada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Sektor tersebut memberi sumbangan pertumbuhan ekonomi mencapai 4,52 persen pada 2022, naik 1,98 persen dari 2021.
Adapun sektor pendidikan, Nikson mengingatkan filosofi orang Batak, yakni anakon hi do hamoraon di au, artinya anak adalah harta yang paling berharga. “Karena itu, semiskin-miskinnya orang Batak, anaknya pasti kuliah,” ujarnya. “Apapun dikerjakan asalkan anak bisa sekolah.”
Berangkat dari filosofi itu, Nikson berupaya kualitas pendidikan di Tapanuli Utara terus meningkat, sehingga masyarakat tidak perlu menyekolahkan anaknya ke luar daerah. “Cukup di Tapanuli Utara, para orang tua dapat menyekolahkan anaknya dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi,” kata dia.
Pria kelahiran Siborong-borong ini memperjungkan berdirinya sebuah perguruan tinggi negeri yang bersifat umum, sehingga lulusannya dapat diserap di dunia kerja. Pendirian perguruan tinggi negeri Universitasi Tapanuli Raya di Tapanuli Utara akan mendorong perkonomian kawasan dan membuka lapangan pekerjaan.
Selain itu kehadiran kampus bakal meningkatkan aktivitas pariwisata, memicu berdirinya hotel bintang hingga pusat perbelanjaan. “Ke depan, Tapanuli Utara menjadi lumbung pangan dan lumbung sumber daya manusia berkualitas. Kami membuka peradaban baru,” kata Nikson.
Adapun laju pertumbuhan ekonomi Tapanuli Utara dalam rentang 10 tahun menunjukkan tren positif. Pada 2014, pertumbuhan berada di angka 4,12 persen, naik menjadi 4,62 persen pada 2019.
Ketika pandemi Covid-19 pada 2020, di mana banyak daerah mengalami penurunan pertumbuhan, pertumbuhan ekonomi Tapanuli Utara berada di angka 1,50 persen dan tumbuh sebesar 4,25 persen pada 2022. Menurut BPS Tapanuli Utara, tren ini menunjukan perekonomian di kabupaten ini semakin membaik pasca pandemi.
Tak hanya itu, pembangunan manusia di Tapanuli Utara terus mengalami kemajuan. Sejak 2020, status pembangunan manusia sudah berada di level “tinggi”. Selama 2020–2023, IPM Tapanuli Utara rata-rata meningkat sebesar 0,48 persen per tahun, dari 75,77 pada 2020 menjadi 76,86 pada 2023.
Adapun jumlah penduduk miskin terus berkurang. Pada 2014, penduduk miskin sebanyak 32,2 ribu jiwa, turun menjadi 29,1 ribu jiwa pada 2021. Angka harapan hidup mengalami peningkat dari 67,25 pada 2014 menjadi 68,76 pada 2021.
Semua capaian tersebut, menurut Nikson, berkat kerja sama semua unsur pemerintah dan masyarakat. “Tujuannya adalah berkarya dan berkelanjutan agar Tapanuli Utara menjadi daerah maju dan sejahtera,” ujarnya.
Model NIKSON untuk Desa Kuat dan Berdikari
Innovation, knowledge, synergy, operation and norm atau NIKSON menjadi model dalam perencanaan pembangunan daerah berbasis data presisi. Tahapan proses perencanaan didasarkan pada diagnossi masalah yang tepat dalam penentuan tujuan dengan proyeksi by name, by address, dan by coordinate. Model NIKSON diperoleh dari data desa presisi perencanaan pembangunan daerah di Tapanuli Utara yang diperkenalkan Bupati Tapanuli Utara, Nikson Nababan.
"Perencanaan meliputi diagnosis masalah, tujuan, prakiraan dan proyeksi, pengembangan alternatif, analisis feasibilitas, evaluasi dan pelaksanaan," kata Nikson dalam sidang desertasi dengan judul 'Perencanaan Pembangunan Berbasis Data Desa Presisi di Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara' dengan hasil memuaskan dengan indeks prestasi kumulatif 3,82 di Sekolah Pasca Sarjana Institut Pemerintahan Dalam Negeri, Senin, 12 Juni 2023.
Sebagai promotor adalah Prof Khasan Effendy dengan co-promotor Prof Dahyar Daraba dan Dr Mansyur Achmad. Sidang dipimpin Wakil Rektor IPDN, Dr Hyronimus Rowa.
Nikson menjelaskan dari perencanaan data desa tersebut, kemudian dikonstruksikan dalam model NIKSON, yaitu needs (kebutuhan) perencanaan pembangunan daerah melalui pendekatan kebutuhan dasar manusia tidak hanya ekonomi dan sosial. Melainkan, kata dia, yang paling dasar seperti masalah kehidupan, demokrasi, keadilan dan hak asasi manusia.
Kemudian innovation (baharu), yakni penyusunan data presisi di Tapanuli Utara merupakan langkah maju dalam penyusunan perencanaan pembangunan berdasarkan kebutuhan masyarakat. Knowledge (pengetahuan) untuk menghasilkan perencanaan pembangunan yang lebih baik dan maju. Kemudian synergy (sinergitas) untuk menghasilkan keseimbangan yang harmonis dan optimum.
Menurut Nikson, ada beberapa syarat utama penciptaan sinergitas; kepercayaan, komunikasi yang efektif, umpan balik yang cepat (feedback) dan kreativitas. "Semua pihak dapat berperan menentukan arah dan tujuan perencanaan pembangunan yang harus terjaga dalam bentuk data desa presisi sesuai kehidupan masyarakat," ucapnya.
Kemudian, operation (operasional) kegiatan pembangunan dilakukan berdasarkan perencanaan data desa presisi. Terakhir, kata Nikson, adalah norm (kebijakan). "Data desa presisi memiliki kemiripan dengan smart city, karena diterapkan dengan menghadirkan data yang memiliki tingkat akurasi dan ketepatan tinggi," ucapnya.
Dia mengatakan penggunaan data yang akurat dari tingkat administrasi terendah, yaitu pemerintahan desa sangat penting dalam menentukan perencaan pembangunan. "Tapanuli Utara sudah menerapkan pentingnya basis data desa," tuturnya.
Nikson kemudian menerjemahkan model NIKSON dengan semboyan Desa Kuat, Kota Maju, Indonesia Mandiri dan Berdikari (MARDEKA). "Semua parameter pembangunan digunakan untuk mewujudkan masyarakat Tapanuli Utara yang sejahtera dan mencerdaskan kehidupan bangsa," kata dia.
Yang menarik, pengunaan data desa presisi tidak akan mempengaruhi kebijakan perencanaan pembangunan apabila terjadi pergantian kepemimpinan dari desa sampai pusat. "Karena semua sudah berbasis data. Data desa presisi akan menjadikan Indonesia menjadi negara mandiri dan berdikari," ujar Nikson.
Gagasan Nikson dalam perencanaan pembangunan berdasarkan data presisi diapresiasi Anggota DPR RI, Ribka Tjiptaning Proletariyati. Menurut dia, penggunaan data akan menghasilkan program pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat. "Perencanaan pembangunan dari bawah sangat tepat sesuai tujuan Indonesia menjadikan rakyat adil dan makmur," ucapnya.
Menurut dia, jika desa kuat dan mandiri, maka kota juga akan maju. "Jika masyarakat desa sejahtera, maka negara akan kuat," ucapnya.