PLN dan PAL Kolaborasi Bangun Pembangkit Kapal

Kedua perusahaan jajaki kerja sama pemanfaatan potensi arus laut dan ombak menjadi pembangkit.

Tempo

Sabtu, 29 Januari 2022

Anak usaha PT PLN (Persero), PT Indonesia Power dan PT PAL, melanjutkan kolaborasi merakit pembangkit listrik di atas kapal atau barge mounted power plant (BMPP) Nusantara 2 dan BMPP Nusantara 3 dengan nilai investasi Rp 1,6 triliun. Pengembangan dua pembangkit mobil dengan kapasitas total 90 megawatt (MW) untuk Kolaka dan Sambelia.

"BMPP Nusantara 2 dengan kapasitas 60 MW rencananya akan memasok sistem kelistrikan Kolaka, Sulawesi Tenggara, melalui jaringan 150 kilo volt (kV). BMPP Nusantara 3 akan memasok daya sebesar 30 MW ke sistem Sambelia, Lombok Timur," Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, Senin, 31 Januari 2022.

Kedua MPP dengan investasi mencapai Rp 1,6 triliun ini juga akan difungsikan sebagai pemasok daya listrik untuk daerah timur Indonesia. Pembangkit yang dibangun diharapkan lebih lincah dari sisi kecepatan bergerak dan dapat menjadi andalan arus utama kelistrikan pada saat terjadi bencana padam.

"Harapan kami di BMPP 2 dan 3 nantinya jauh lebih lincah. Secara pergerakan bisa lebih cepat sehingga bisa menjadi reserve margin yang mobile untuk bisa digunakan khususnya jika ada bencana," ujar Darmawan.

Direktur Utama PT PAL, Kaharuddin Djenod, mengatakan akan membuat BMPP Nusantara unit dua dan tiga jauh lebih baik dari sisi teknologi. Menurut dia desain pembangkit bisa lebih langsing. “Lambung lebih langsing, sehingga terjangan gelombang di Indonesia yang cukup tinggi bisa dihadapi oleh BMPP Nusantara ini," ucapnya.

Dia menambahkan untuk pemenuhan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) BMPP unit 2 dan 3 akan semakin tinggi. Sehingga, dua produk ini bisa sepenuhnya menjadi karya anak bangsa.

Direktur Utama Indonesia Power Ahsin Sidqi, mengatakan kerja sama yang sudah berjalan merupakan tonggak awal untuk kerja sama lainnya.

"Banyak yang kagum sama ini. Ini akan kami pasarkan di Asia. Beberapa negara lain sudah kontak untuk membutuhkan ini," tuturnya.

Selain pengembangan BMPP, PLN dan PAL juga berkolaborasi memanfaatkan potensi arus laut dan ombak menjadi pembangkit listrik energi baru terbarukan. Langkah ini sejalan dengan RUPTL "Green".

Darmawan menjelaskan Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luasan lautan yang memiliki potensi besar. Seperti misalnya arus laut maupun ombak yang ada bisa dimanfaatkan untuk menjadi sumber listrik. "Di setiap selat di Indonesia itu ada arus laut dan ombak. Ini bisa menjadi kekuatan baru untuk Indonesia," kata dia.

PLN dan PAL akan membahas perihal potensi arus laut dan ombak yang bisa dijadikan arus listrik dilakukan bersama sama. “Kami akan kaitkan dengan demand. Kami juga membahas bersama PT PAL soal pencanangan teknologinya seperti apa," ujar Darmawan.

Hal ini juga sebagai langkah penerjemahan dari RUPTL Hijau yang ada saat ini. Menurut Darmawan, pada tahun depan ada program de-dieselisasi yang berada di 2.100 titik di Indonesia yang bisa digantikan energi berbasis arus laut dan ombak. “Kami akan petakan dari RUPTL, kami ubah menjadi program yang kita laksanakan. Saya arahkan ke dalam apa saja programnya. Kami bangun sinergi antar-BUMN.”

Kaharuddin menjelaskan saat ini kapasitas dan kemampuan PT PAL untuk bisa mengembangkan maritim Indonesia sangat mumpuni. Oleh karena itu, pengembangan potensi arus laut dan ombak untuk menjadi energi listrik bisa dikembangkan bersama. "Itu sangat memungkinkan. Kemampuan design dan manufacturing cukup untuk melaksanakan itu semua," ujarnya.

Berita Lainnya