25 Tahun Tim Bedah Saraf Siloam Melayani Indonesia

Telah melakukan 20 ribu bedah saraf dan menangani 70 operasi batang otak dengan tingkat kesuksesan 100 persen. 

 

 

Tempo

Sabtu, 11 Desember 2021

Selama 25 tahun Tim Bedah Saraf Siloam Hospitals telah melakukan sekitar 20 ribu bedah saraf. Seperempat abad bukanlah waktu yang singkat, apalagi dengan tetap memegang teguh satu tujuan, yaitu menyembuhkan pasien.

Ketua Tim Bedah Saraf Siloam Hospitals Prof. Dr. dr. Eka J. Wahjoepramono, Sp.BS(K), Ph.D, menjelaskan awal perjalanan tim bedah saraf dimulai pada 1996. "Saat itu saya masih seorang diri sebagai spesialis bedah saraf di Siloam Hospitals Lippo Karawaci dan mulai melakukan operasi dengan alat yang sederhana," kata Eka dalam konferensi pers 25 Tahun Tim Bedah Saraf Siloam Melayani Indonesia, secara virtual, Rabu, 15 Desember 2021.

Namun, seiring berjalannya waktu dan kebutuhan masyarakat untuk tindakan bedah saraf, Siloam mulai mengembangkan timnya dengan merekrut empat dokter spesialis bedah saraf lainnya yaitu Dr dr Yesaya Yunus SpBS (K), Prof Dr dr Julius July SpBS (K) MKes IFAANS, Dr dr Harsan SpBS (K) MKes dan Dr dr Lutfi Hendriansyah SpBS (K). Hingga kini tercatat sebanyak 28 dokter menjadi anggota tim.

"Dengan bertambahnya Siloam Hospitals di berbagai kota, bertambah pula anggota tim bedah saraf kami hingga kini berjumlah 28 dokter spesialis saraf yang tersebar di berbagai Siloam Hospitals," ujar Eka. 

Menurut Eka, tim bedah saraf Siloam Hospitals telah sukses menangani berbagai kasus terkait kesehatan otak. Juga, mendapatkan hasil pencapaian yang membanggakan bagi dunia kesehatan Indonesia.

Salah satu pencapaian tersebut adalah operasi batang otak. Batang otak adalah bagian yang terletak di dasar otak dan terhubung ke saraf tulang belakang.

Selain itu, bagian otak ini juga berperan sebagai penghubung antara otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum) dan saraf tulang belakang. Batang otak tidak hanya mampu mengendalikan gerakan tubuh, namun juga berperan penting bagi kelangsungan hidup setiap individu.

Operasi pertama dimulai pada 2001. Operasi ini tercatat sebagai operasi batang otak pertama di Asia Tenggara. Sampai saat ini Tim Bedah Saraf Siloam Hospitals telah melakukan lebih dari 70 operasi batang otak dengan tingkat kesuksesan 100 persen. 

Eka mengatakan tidak banyak dokter bedah saraf yang berani melakukan operasi batang otak karena berisiko sangat tinggi mengakibatkan kematian. "Namun, kami bertekad untuk dapat membuktikan bahwa dokter Indonesia memiliki kompetensi dan kemampuan yang tidak kalah hebat dengan bangsa lain,” tuturnya. “Kami akan selalu ada untuk melayani anak bangsa yang membutuhkan tindakan terkait otak dan bedah saraf.”

Selama 25 tahun perjalanan tim bedah otak telah menorehkan berbagai prestasi. Salah satunya adalah pencapaian Dr dr Made Agus Mahendra Inggas SpBS., FINPS., yang tercatat dalam MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia). Made menjadi dokter bedah saraf pertama di Indonesia yang berhasil melakukan operasi deep brain stimulation pada penyakit tourrette syndrome. Selain itu, dia juga menjadi dokter bedah saraf pertama yang berhasil melakukan operasi stereotactic brain lesioning thalamotomy pada penyakit epilepsi.

Eka mendorong seluruh dokter di Indonesia, khususnya di bidang bedah saraf, dapat melakukan operasi yang sebaik-baiknya untuk pasien. Apapun kalangannya dengan kasus sesulit apapun juga. 

Dia juga mendorong agar para dokter saraf saling mendukung untuk mencapai kompetensi yang sama. "Kami harus menjadi dokter bagi anak bangsa sendiri dan menumbuhkan kepercayaan masyarakat kepada dokter di Indonesia. Niscaya, derajat dokter Indonesia akan dapat dipandang sama dengan dokter lainnya di dunia," kata Eka.

Tim bedah saraf Siloam Hospitals memiliki visi untuk terus memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh pasiennya. Dr. dr. Yesaya Yunus, Sp.BS (K), salah satu tim bedah saraf, mengatakan pentingnya memegang teguh untuk melayani sesuai dengan prosedur bedah saraf. "Selama ini masih berpegang pada bagaimana pelayanan bedah saraf bisa mengobati melayani sesuai dengan harapan," kata Yesaya.

Dalam kurun 25 tahun, Tim Bedah Saraf Siloam Hospitals paling banyak menangani tiga operasi bedah saraf. Menurut Dr. dr. Harsan, Sp. BS (K) tiga bedah otak yang paling banyak ditangani, adalah tumor otak, aneurisma atau gangguan pembuluh darah, dan kelainan tulang belakang.

Menurut Harsan, Tim Bedah Saraf Siloam Hospitals sudah berproses jauh ke depan. Salah satunya dengan mulai menjangkau permasalahan gangguan gerak. Dia mengatakan penanganan ini  membutuhkan ketelitian dan kompetensi yang cukup baik. "Dan satu lagi butuh teknologi,” ujarnya. 

Berita Lainnya