Bank Mandiri Dorong Inklusi Keuangan Pesantren

Perseroan menyerahkan bantuan pembangunan lima koperasi pesantren di Pekalongan, Jepara dan Bekasi.

Tempo

Sabtu, 29 Mei 2021

PEKALONGAN –  PT Bank Mandiri (Persero) menyerahkan bantuan pembangunan lima unit Ureka Mart di Pekalongan dan Jepara di Jawa Tengan dan Bekasi, Jawa Barat. Ureka Mart adalah bisnis retail yang akan dibangun bekerja sama dengan Koperasi Pondok Pesantren Umat Rejaning Karyo.

Bantuan diberikan dalam Seminar Nasional Sinergi dan Kolaborasi Program Mendukung Inklusi Keuangan Bagi Pesantren, di Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis, 27 Mei 2021. Dalam acara itu juga diserahkan kredit usaha rakyar (KUR) kepada tiga usaha mikro kecil dan menengah yang menjalankan usaha syariah.

Seminar dihadiri Habib Muhammad Luthfi selaku pembina Ureka Mart, Bupati Pekalongan Asip Kholbihi, Wali kota Pekalongan Afzan Arslan, Asisten Deputi (Asdep) Keuangan Inklusif dan Keuangan Syariah Kemenko Perekonomian Erdiriyo, Senior Executive Vice President Micro and Consumer Finance Bank Mandiri Josephus Koernianto Triprakoso dan perwakilan dari berbagai lembaga pemerintahan dan BUMN.

Turut hadir secara daring Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dan Deputi Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Iskandar Simorangkir.

Sebelumnya Bank Mandiri berhasil mengembangkan bisnis ritel secara profesional dalam program BUMN Shop yang merupakan unit usaha PT Mitra Desa Pamarican (MDP). Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai acuan pemberdayaan UMKM dan pesantren dalam program Ureka Mart ini.

Koperasi Ureka Mart merupakan bagian dari jaringan Koperasi Jatman (Jamiyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mutabaroh An-Nahdli) yang memiliki sekitar 40 juta anggota di seluruh Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto, mengatakan indeks inklusi keuangan di Indonesia telah mencapai 81,4 persen pada 2020. Angka ini lebih tinggi dari 2019 yang mencapai 76,19 persen. Hal ini sejalan dengan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) yang menargetkan inklusi keuangan sebesar 90 persen pada 2024.

“Koordinasi dan sinergi harus terus dipertahankan dan diperkuat dalam mendukung inklusi keuangan bagi pesantren” tutur Airlangga.

Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan komitmen BUMN menjadi energi penggerak literasi inklusi keuangan dan digital, khususnya di lingkungan pesantren.

Adapun Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki, mendukung inklusi keuangan dengan program BPUM. Sebanyak 9,8 juta usaha mikro sukses terfasilitasi dan masuk dalam pembiayaan formal pada 2020. “Tahun ini ditargetkan 12,8 juta pelaku usaha mikro,” ujarnya.

Deputi Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Iskandar Simorangkir menambahkan edukasi keuangan inklusif bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan stabilitas sistem keuangan. Tak hanya itu, kata dia, program ini mendukung penanggulangan kemiskinan dan mengurangi kesenjangan ekonomi di berbagai daerah.

“Edukasi Keuangan Inklusif diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan keuangan sehingga dapat meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat,” kata Iskandar. “Pada akhirnya akan membuka jalan keluar dari kemiskinan dan mengurangi kesenjangan ekonomi.”

Sedangkan Josephus K. Triprakoso mengatakan, Bank Mandiri mendukung pembangunan Ureka Mart sebagai bentuk penerapan ekonomi inklusif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain bantuan pembangunan Ureka Mart, perseroan menyalurkan KUR berbunga rendah kepada UMKM. “Bank Mandiri mendukung program pemerintah dengan menyalurkan KUR sejak 2008,” ujarnya.

Tidak hanya itu, inklusi keuangan Bank Mandiri dilakukan melalui peningkatan akses perbankan melalui Mandiri Agen. Layanan ini melayani transaksi perbankan seperti pembukaan rekening, setor tunai, tarik tunai, transfer, serta pembayaran/pembelian.

 

Berita Lainnya