Tedjabayu

Catatan hariannya bukan sebuah monolog, bukan sebuah nyanyi sunyi: bahkan dalam sel yang paling sempit dan tekanan paling buas—terutama di Nusakambangan, kamp yang ternyata lebih mengerikan ketimbang Pulau Buru—ia bersuara bersama orang lain.

Goenawan Mohamad

Sabtu, 27 Februari 2021

Siapa hewan, siapa manusia? Sampai kapan eksekusi itu harus ditunggu?

— Anna Akhmatova.

Tedjabayu meninggal, seperti harimau yang meninggalkan belang yang cemerlang di kulitnya. Ia pergi, kekal, hanya beberapa hari setelah bukunya, Mutiara di Padang Ilalang, tersiar.

Bibit buku ini ditanam sebelum 1978, dalam bentuk catatan harian yang ditulis secara rahasia ketika ia disekap di penjara-penjara Orde Baru; ia menyembunyikannya di antara

...

Berita Lainnya