Tondinihuta

Ashadi serasa sedang mendedah kebatakannya. Kaya data sejarah, bisa menjadi arena untuk menafsir ulang sejarah secara estetis.

Tempo

Jumat, 19 Oktober 2018

”Kau lahir di zaman yang kacau. Tempat yang kita tinggali ini bukan huta kita. Marga kita tidak ber-huta di sini. Karena aku terdampar di sini, kau tidak ber-huta. Jalan yang akan kau tempuh masih panjang, aku tidak mungkin menyertai kau nanti.”

Demikian sang kakek alias ompung mengungkapkan kegundahannya kepada Tondinihuta, cucunya. Ya, huta adalah kampung halaman sumber kehidupan tempat orang Batak berpijak dan tempat pulang setela

...

Berita Lainnya