Catatan Pinggir Kiai Petuk
Pesantren Petuk mengalihbahasakan kitab kuning ke bahasa Jawa. Dinilai membuat santri jadi pemalas, tapi mengefektifkan waktu belajar.
Senin, 20 April 2009
MENGENDAP-ENDAP Nabil Haroen masuk ke bilik santri putra. Malam itu, santri senior di Pesantren Lirboyo, Kediri, ini sedang menjalankan misi khusus: mensterilkan pondok dari ”kitab kuning terjemahan”.
Di sebuah bilik, ia memeriksa lembaran kertas yang sedang dibaca seorang adik kelasnya. Sebentar kemudian ia menghardik: ”Mbah Idris melarang kalian baca kitab ini. Bikin malas.” Idris yang disebut Nabil adalah Kiai Haji Idris Marzuki, ses
...