Bahasa Topeng, Bahasa Tombak
Di pojok panggung yang gelap, perempuan bergaun sutra putih itu berdiri di atas ketinggian tiang empat meter. Suaranya lirih seperti pendoa mendaras zikir. Wajahnya beku tersiram cahaya biru temaram. Lalu, perlahan suasana ritmis terbangun, apalagi setelah jeritan terdengar bersahutan. Tapi perempuan itu tetap tenang. Ia mendongakkan wajah rupawannya, menantang langit. Kini, kalimat dari bibirnya yang merah jelas tertangkap: "Tak ada lag
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini