Sebuah Mimbar untuk Putu Wijaya
MATA kecilnya terpejam di balik kacamata silindris empat. Bocah perempuan berambut ikal itu sedang berkonsentrasi penuh. Sesaat kemudian, kata-kata meluncur lancar dari bibir mungilnya. ”Bangun! Bangun, anakku! Sudah waktunya kau menatap dunia. Lihatlah dan arungi kehidupan. Menjalani takdirmu sebagai ayam. Keluarlah!” teriaknya.
Walau cadel, Sigrid Minerva Boni Avibus, 8 tahun, tetap mantap membawakan monolog Tok Tok Tok, naskah yang dicipt
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini