Sri Tanjung dengan Tujuh Nada
Cihnane luwih, yan suganda nelikup, Hyang kala wus prapta….
Secuil doa, itu saja yang sempat didaraskan Sri Tanjung kepada dewata. Dalam simpuhnya, perempuan jelita itu menyadari hidupnya tak akan lama. Saat doa ditutup, Sida Paksa, pria yang baru menikahinya, menghunjamkan keris dengan kemarahan membabi-buta. Gending selonding pun riuh rentak.
Tubuh Sri Tanjung terkulai. Perlahan sukmanya menghadap ke kahyangan. Tapi pintu tertutup rapat
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini