Semar Bersayap dan Robot Kloning
KALIAN memang mau melupakanku! Raden Mas Suhikayatno tersengal kelelahan di puncak amarah-nya. Tubuhnya terhuyung menuju kursi goyangnya. Ia duduk menggeletar, meraih selimut, menutupi tubuhnya yang menggigil. ”Alangkah mengerikan dilupakan,” ia berdesis.
Di bagian belakang panggung ada undak-undakan, berujung pada pintu yang membelah dua jendela. Dua ba-yangan Suhikayatno yang terpancarkan pada bidang jendela ”memandang” tubuh di kursi
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini