Penjelasan Dahlan Iskan Soal ‘Amanat’
SAYA memang ditemui wartawan Adil, sambil lalu, kira-kira satu menit di depan toilet kantor saya. Tapi dia sama sekali tidak bertanya soal Amanat, sehingga saya kaget ketika ditulis oleh Adil bahwa saya membenarkan Amanat dijual (TEMPO, 15 Maret 1999).
Saya tidak marah. Sebab, teman-teman di bawah naungan Jawa Pos juga menerbitkan beberapa tabloid. Kalau saya marah atas pelintiran itu, saya khawatir ada orang yang menohok saya dengan kalimat
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini