Surat Pembaca
Korban Argo Bromo Anggrek
SUATU hari, pada November 2010 lalu, saya naik kereta api Argo Bromo Anggrek, dari Jakarta ke Surabaya. Meski berangkat menurut jadwal, kereta berjalan bak siput. Itu baru satu masalah. Begitu duduk, saya merasa tidak nyaman, karena tidak ada sandaran kaki. Makanan yang disajikan pun ternyata bukan bagian dari pelayanan. Saya harus membayar Rp 40 ribu untuk nasi putih dan bistik sapi. Setelah 13 jam di perjalanan, barul
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini