Mbah Tertib dan Kerinduan Realisme Yogya
Tertib Suratmo, 75 tahun, mengerang dengan suara keras dan panjang di rumahnya di Kampung Dipowinatan, Yogyakarta, Selasa pekan lalu. Otot leher dan lengannya semakin menyembul dari tubuh kurusnya. Ada nada kesakitan. Ada kesedihan dan kecemasan yang ditunjukkan lewat mimik wajahnya.
"Woaduh..., Buuu…. Iki piye…. Ngomah piye, Buuu…. Arek-arek podho kepiye…. (Aduh, ini bagaimana, Bu? Kondisi rumah bagaimana? Anak-anak bagaimana nasibnya?).
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini