Ia yang Tak Ingin Melihat Dunia
DI panggung, puisi itu hadir sekitar satu jam. Dua puluhan musikus mengisi bagian belakang panggung, bagian yang ditata mengesankan kapal. Lalu, di sudut kiri depan penonton, spiral besar mengerucut, hampir menyentuh garis atas bingkai panggung. Mungkin ini dimaksudkan sebagai menara, dengan tempat berdiri di atas, dan tangga yang tak terlihat oleh penonton. Di tempat berdiri itulah, sedikit di atas garis tengah, seorang vokalis melantunkan puisi
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini