Sejarah 'Cepat Saji' di Cemeti
Suatu ketika, pada awal 2000-an, Mella Jaarsma, pendiri Galeri Cemeti, berujar, apa yang sering disebut sebagai ruang seni alternatif di Indonesia pada umumnya bukanlah sebuah kenyataan, melainkan harapan. Pasalnya, ruang itu bukanlah alternatif terhadap sesuatu yang mapan. Lembaga semacam itu, kata dia, tidak ada di Indonesia.
Mungkin saja Mella lupa bahwa sudah lama para seniman di Indonesia getol mengkritik keberadaan lembaga mapan seperti
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini