Tinggalkan Matamu di Pasar
Di Berlin, seni rupa kian menyembunyikan visualitasnya. Mengambil ruang penyamaran barunya sebagai "riset" dan "arsip". Di sisi lain, ia kembali bertopang pada drawing, fotografi, pertukangan, dan alat-alat cetak. Istilah "rupa" telah membelenggunya untuk bisa bergerak, untuk menempatkan dirinya dalam berbagai perubahan sosial ataupun politik. Visualitas ini kini lebih difungsikan sebagai perabotan penopang pameran.
Fenomena semacam itu yang terjadi d
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini