Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

”Kami Tak Ingin Melanggar Hukum”

18 Oktober 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Senyumnya riang. Meski baru setahun memimpin PT Toba Pulp Lestari (TPL), Presiden Direktur TPL, Owen Ronald Downie, terhitung cepat belajar. Dalam sekejap, insinyur mesin asal Australia ini mampu memetakan konflik yang menerpa perusahaan yang dipimpinnya. ”Kami siap melakukan evaluasi jika ada yang menganggap TPL bermasalah,” kata Owen. Makanya, ketika majalah ini menulis soal TPL dalam rubrik Selingan edisi 5-11 Juli 2004, Owen tak merasa keberatan sama sekali. ”Tapi harus berdasarkan fakta, jangan berlandaskan opini yang kurang berimbang,” katanya.

Tempo mewawancarainya untuk melakukan klarifikasi ulang atas beberapa data, fakta, dan pernyataan yang terdapat pada tiga tulisan di edisi terdahulu. Berikut petikannya:

Apa perbedaan utama Toba Pulp Lestari dan Inti Indorayon Utama?

Saya tak bisa bicara tentang Inti Indorayon. Yang jelas, TPL punya paradigma baru. Kami ingin berbuat lebih baik. Makanya kami membuka diri terhadap kritik dari luar, baik dari LSM, pemerintah, maupun tim independen. Kehadiran TPL diharapkan bisa menjadi titik tolak kemajuan di Porsea. Kami berusaha keras mengembangkan desa-desa di sekitar pabrik. Termasuk dalam beberapa subkontrak, kami libatkan penduduk desa sekitar.

Dalam wawancara dengan Kompas, Juni 2003, bekas direktur Wagimin Wongso mengatakan Indorayon pernah berbuat salah dan minta waktu untuk memperbaiki diri. Sudah sejauh mana hal itu ditempuh?

Kami menginvestasikan jutaan dolar untuk memperbaiki sistem teknologi. Bahkan, pada pertengahan Oktober ini, kami mengundang sejumlah ahli dari Kanada. Mereka akan memberikan evaluasi tentang apa langkah yang harus dilakukan agar menjadi perusahaan pulp terbaik dan ramah lingkungan di dunia dalam lima tahun ke depan. Kami berusaha menjadi yang terbaik.

Pada 1994, setelah tangki klorin jebol, TPL berjanji mengganti rugi semua kerugian yang diklaim penduduk. Mereka menuding TPL tak pernah merealisasikan kesepakatan ganti rugi itu?

Sama sekali tidak ada perjanjian ganti rugi. Kalau memang mereka menyimpan bukti-bukti jaminan ganti rugi, silakan datang dan diskusikan dengan kami. Tapi sejauh ini tidak pernah ada soal ganti rugi itu.

Berapa volume klorin yang dipakai TPL tiap bulan?

Kami tidak memakai gas klorin. Tapi dalam proses pemutihan (bleaching), memang digunakan klorin-dioksida yang tidak berbahaya.

Banyak penduduk sekitar yang menuduh asap dan limbah TPL menjadi penyebab turun dan rusaknya padi, ternak ikan emas, seng rumah, dan juga tanaman lain. Sudahkah hal ini dievaluasi?

Tim independen sempat menemukan pupuk palsu yang beredar di masyarakat. Boleh jadi, mereka memakai yang palsu dan itu mencemari lingkungan sekitar. Saya hidup dan besar di lingkungan pertanian di Australia. Jadi, saya tahu betul kondisi-kondisi pertanian dan tahu betul ke arah mana asap pabrik itu terbawa angin. Nah, justru kecaman keras datang dari Desa Siraituruk, yang letaknya berlawanan dengan arah angin. Kalau memang mencemari, mestinya yang protes desa yang terkena asap. Nyatanya justru sebaliknya.

TPL pernah menyelesaikan ganti rugi seng pada penduduk Desa Siruar di dekat TPL. Jadi Anda mengakui ada dampak kimia TPL terhadap penduduk?

Yang memberikan ganti rugi adalah Yayasan Pengembangan Masyarakat Toba Samosir. Meski uangnya dari TPL, pengelolaannya diserahkan kepada yayasan. Ganti rugi itu tidak otomatis membuktikan kami bersalah. Mereka menempatkan TPL dalam situasi yang sulit. Kalau kami tidak memberikan uang, kita dituduh arogan. Tapi, kalau kita memberikan uang, malah dituduh mengakui perbuatan buruk.

Kalau persoalan lingkungan sudah teratasi, masalah apa yang menimbulkan impak terbesar bagi penduduk setempat?

Masalah terbesarnya adalah angkutan truk yang keluar-masuk pabrik. Mereka membawa balok kayu yang besar, sehingga bisa mengganggu struktur jalan desa. Makanya kami sudah berencana membangun konstruksi jalan dari pabrik ke jalan utama, di Desa Siraituruk. Kami sudah mengalokasikan Rp 3 miliar untuk pembangunan jalan ini.

Benarkah pabrik TPL dijalankan secara sembunyi-sembunyi pada Maret 2003?

Kami punya tim yang memperkenalkan konsep baru TPL. Bahkan kami mengundang siapa saja yang mau meninjau pabrik dan melakukan evaluasi. Sehingga, ketika pabrik mulai beroperasi, tidak ada masalah.

Apakah TPL pernah melakukan audit persepsi masyarakat?

Kami merasa beruntung ada tim independen. Mereka bisa memberikan segala masukan kepada kami, baik yang bersifat teknis, ekonomis, maupun sosial. Tapi prinsipnya kami akan selalu mendengarkan keluhan masyarakat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus