maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin

Kisah Hutan yang Dikhianati

Ladia Galaska, ruas jalan sepanjang 500 kilometer yang menghubungkan Lautan Hindia, Gayo, Alas, dan Selat Malaka, terus jadi kontroversi. Kalangan pencinta lingkungan berpendapat pembangunan jalan itu akan merusak hutan Leuser—kawasan ekosistem yang terletak di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara—yang dilewati ruas tersebut. Jika proyek raksasa itu diteruskan, sebagian besar dari 2,6 juta hektare rimba perawan akan hancur. Padahal di sanalah hidup 4.500 jenis tanaman tropis serta ratusan mamalia, reptil, dan serangga. Tak cuma itu, bencana banjir bandang dan tanah longsor juga siap menghadang. Pemerintah Daerah Aceh disokong Kementerian Permukiman dan Prasarana Wilayah bersikeras meneruskan proyek itu. Kata mereka, jalan tembus itu akan membuka isolasi warga sekitar. Awal November lalu, wartawan TEMPO menapaki sebagian ruas Ladia Galaska dan menyaksikan betapa kerusakan lingkungan sesungguhnya telah terjadi di sana. Rimba yang kehilangan pohon-pohon. Pohon yang ditinggalkan daun-daun. Paru-paru bumi yang dikhianati dan tak kuasa lagi berjaga untuk melindungi anak-cucu kita.

arsip tempo : 171362455429.

. tempo : 171362455429.
Sebuah jip Hardtop berwarna kuning kusam meraung-raung mengeluarkan suara yang memecah udara. Empat penumpang yang duduk di dalamnya terkantuk-kantuk dalam impitan karung-karung plastik yang memenuhi kabin mobil. Siang di awal November 2003 lalu. Matahari memaku sinarnya di atas permukaan tanah, aspal, dan pohon-pohon. Angin semilir pegunungan mengurangi teriakan matahari. Ketika jalan kian mendaki—pada beberapa ruas jalan, kemiringan bahkan me...

Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.

Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini

PILIHAN TERBAIK

Rp 54.945/Bulan

Aktif langsung 12 bulan, Rp 659.340

  • *Anda hemat -Rp 102.000
  • *Dijamin update hingga 52 edisi Majalah Tempo

Rp 64.380/Bulan

Aktif setiap bulan, batalkan kapan saja

  • *GRATIS untuk bulan pertama jika menggunakan Kartu Kredit

Lihat Paket Lainnya

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 14 April 2024

  • 7 April 2024

  • 31 Maret 2024

  • 24 Maret 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan